Rabu, 30 Maret 2016

Malam itu, kau menghela nafas di ujung sana, lalu berujar,

“Kamu terlalu baik”.
“Kamu selalu mengalah untuk menuruti kemauan orang lain, walau pada akhirnya justru kamu sendiri yang direpotkan dan kewalahan”
“Kamu sadar gak sih? Mungkin bisa jadi itu bukan karena kamu yang baik, bisa jadi kamu terlalu ingin untuk dipandang baik. Sampai-sampai kamu mengalah pada kebanyakan hal kemudian merasa susah sendiri. Kalau kamu baik, kamu tidak akan mengomel dalam hati, kamu tak akan datang padaku dan berkeluh kesah macam ini.”
“Coba pikirkan lagi, ini kamu lakukan untuk apa, siapa, dan kenapa?”
“Coba sesekali berhenti untuk terlihat baik di depan orang-orang”
“Nyatanya, bahkan untuk hal kecil macam tadi saja orang tak mau mengalah kan? Tak semua yang kamu lakukan akan dibalas sama oleh orang lain”
“Mulai sekarang, tiap kamu ingin mengalah dan berbuat baik, ingat ucapanku ini, “Benarkah ini yang terbaik? Untukmu dan mereka? Atau ini hanya akan sama-sama menyakiti masing-masing dari kalian secara pelan-pelan? Kau dengan semua kerepotan dan masalah yang kau simpan, mereka dengan semua sikap tak mau tahu dan rasa di atas angin”

"Sudah waktunya kamu untuk mengurangi kepedulian dan kepekaan yang berlebihan."

Lalu kita sama-sama terdiam, hanya saling mendengarkan irama nafas masing-masing hingga paket telepon murah seratus menit itu berakhir.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. hemm.. sebenarnya sih iya X(
      Tapi kadang ya gitu mb, pengen telepon tapi gak ada yg mau ngomong panjang hahahaha

      Hapus