Rabu, 25 September 2013

Lantang atau diam, (dia) itu cinta


“Mengapa kau disini?”  si lelaki bertanya bingung, terkejut, tapi tak dapat menyembunyikan binar bahagia yang terpancar dari hitam bola matanya
Si gadis hanya diam, melanjutkan apa yang tadinya ia lakukan. Berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tak menunjukkan perhatian dalam bentuk apa pun. Dan ruang itu kembali jatuh dalam keheningan. 
Tatkala si gadis beranjak ke tempat lain,mempersiapkan hal lain untuk diselesaikan, terdengar bunyi barang pecah dan rintih mengaduh. Tergopoh ia kembali ke ruang putih itu dan menemukan si lelaki terduduk di lantai
“Bodoh ! kau pikir kau ini superman yang langsung bisa bergerak kesana kemari dengan perban di sekujur tubuhmu?”
Si lelaki bungkam, memandang  si gadis yang susah payah menahan diri untuk tak berkata apa-apa lagi.

“Katakan, apakah kau disini karena alasan profesionalisme atau alasan pribadi?” 
si lelaki bertanya, mencoba membaca gurat muka wanita yang berdiri di depannya. Ia harap si gadis akan tergeragap, butuh beberapa waktu untuk menjawab. Sayangnya si gadis menjawab dengan cepat, bahkan hanya sepersekian detik setelah ia selesai bertanya.
“Aku kesini  hanya karena hal ini berhubungan dengan bagian dari tugasku.” Dingin dan tegas.

Lalu ruang itu kembali hening.
Tapi setidaknya mereka tahu, tak satu pun dari mereka berdua yang percaya akan kata-kata si gadis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar