Senin, 30 Desember 2013

Tentang kelebat mendung yang bertamu tadi pagi, betapa aku curiga ada konspirasi di balik semua ini. Mungkin antara supir metro mini, pak satpam kantor, abang penjual jus, dan pak atasan ruang sebelah telah bersekongkol untuk membuat hari ini lebih semarak.
Sungguh hari yang menarik.
Dan saya hanya bisa tertawa kikuk (lagi).

Jumat, 27 Desember 2013

selesai

Benar, semua sudah selesai sekarang.
Logikamu berjalan lurus, hanya hatimu yang masih berat menerima.
Mungkin kamu hanya rindu degup2 riang tak beraturan itu.
Mungkin kamu hanya tidak ingin melupakan sentakan elektrik yang selalu terjadi tiap kalian tak sengaja berpapasan.
Mungkin kamu hanya sudah terbiasa pada ada, sehingga ketiadaan berasa asing bagimu.
kurasa kamu pun masih ingat, kata-katanya di siang itu,
"Kamu tidak sedang jatuh cinta, sayang. Kamu hanya terobsesi dengan ide-ide tentang mencintai dan dicintai."


Rabu, 25 Desember 2013

pulang (ingin)

Aku mungkin bisa berjalan tegak, melangkah pasti penuh percaya diri. Dalam balutan blazer berwarna lembut dan stiletto gading yang berbunyi ketak ketuk tiap gerak kaki yang kuayun.
Tapi di hadapanmu, Bapak, aku masihlah gadis kecil.
Aku mungkin bertingkah tegar, memutuskan setiap masalah dengan bijaksana. Dalam selimut kebersahajaan dan wibawa yang entah sejak kapan dicap-kan di kening.
Tapi padamu, Umak, tak sanggup aku menahan isak.

Kalian adalah rumah, tempat kaki menuju setelah jauh berjalan.
Kalian adalah dermaga, tempat diri berlabuh setelah berlayar sekian lama.
Kalian adalah padang, tempat punggung merebah setelah penat oleh tegak.

Aku tak iri pada mereka yang merencanakan liburan ke pulau-pulau eksotis,
Aku tak ingin turut ikut dengan mereka yang kini tengah berbinar-binar, tak sabar mengunjungi wahana-wahana pemacu adrenalin esok hari.

Aku hanya ingin pulang, mencium lembut tangan keras itu lagi
Aku hanya ingin pulang, merasakan peluk hangat itu walau selalu tanpa kata
Aku hanya ingin pulang, rindu mendengar nasehat-nasehat yang dulu selalu kuanggap sebagai ungkapan marah
Sungguh, yang kuinginkan hanya pulang.


Rabu, 11 Desember 2013

Lantang atau diam, (dia) itu cinta {3}

Saung kecil di pingir sungai itu riuh. Ramai dipenuhi gelak dan teriakan tawa di sana-sini. Sang gadis sedikit tersenyum memandang beberapa rekan kerjanya, bahkan yang sudah berkepala empat, berenang riang bak anak kecil.
Ia kembali ke pekerjaannya, menyendokkan sayur capcay ke masing-masing piring yang telah mereka tata. Sang gadis masih mengulum senyum karena mendengar lelucon-lelucon aneh yang tertangkap indera pendengarnya, ketika wanita paruh baya di sebelahnya bertanya,
"Lho, dek, yang ini kok sama sekali gak ada wortelnya?"
Si gadis gelagapan dan hanya bisa menyengir simpul. Tapi tetap tidak menambahkan sepotong wortel pun pada piring yang ditunjuk. Bukan tanpa sengaja ia mengecualikan piring itu ketika membagikan sayur. Karena nanti, pasti hanya akan ada satu orang yang mengerti dan memilih piring itu tanpa harus ia khususkan dan berikan langsung pada orangnya
"Kau terlihat riang sekali hari ini, ada apa?" tanya
"Oh.. kau sedang berkemas. hendak kemana?" bingung
"Besok aku akan pulang :D" senyum
"Pulang? Tapi... kupikir ini rumah.." ragu

Jumat, 29 November 2013

~~~

Adalah rindu, yang membuat ia mencuri pandang malu-malu
Adalah jemu, yang membuat dia bergegas berlalu
Adalah pilu, yang membuat engkau berdiri terpaku
Adalah kelabu, yang menggantung pekat di udara
menghubungkan tiga pikiran yang masing-masing hanya tertuju pada satu
tiga orang yang bagai terperangkap dalam satu barisan lurus, hanya bisa memandang tegak ke depan, tanpa tahu apa yang terjadi di belakang

Adalah kalian, Rumit.

Minggu, 24 November 2013

renungan dengan secangkir kopi


Pertama bertemu denganmu, aku terkesima dengan sinar yang terpancar terang. Berkilauan layaknya butir-butir permata setiap kau berkata-kata. Aku mengagumi sifatmu yang terbuka, mudah membaur dan dengan cepat dekat dengan semua orang. Aku mengagumi kemampuanmu bersosialisasi, membuat siapapun yang dekat denganmu merasa nyaman.
Aku iri padamu, karena kepribadianmu yang sangat bertolak belakang denganku. Aku terpesona pada sikapmu, yang selalu penuh kesibukan dan berusaha bermanfaat bagi orang lain, tapi tak lupa pada kepuasan dan eksistensi diri.
Sungguh, aku bahkan telah mencatat dalam hati bahwa aku harus berubah dan berusaha menjadi sepertimu.
Hingga malam itu. Saat aku terjaga di tengah malam karena rasa haus, dan kulihat kau berdiri mematung di sisi jendela. Aku sebenarnya gamang, ragu apakah itu kau atau hanya ilusi mata akibat sifat paranoidku setelah mendengar cerita-cerita menyeramkan sore harinya. Tapi itu memang kau, walau baru tiga minggu, kukenali poni urakan dan kunciran kuning yang selalu kau kenakan. Hanya satu yang tak kukenali, tatapan kosong yang seingatku tak pernah bertempat di matamu.
 Lalu kau tersentak, tersenyum lemah dan bergegas kembali ke ruang petak 2 x 3 meter itu. Menutupnya segera, dan aku tak melewatkan bunyi kunci yang diputar. Aku masih berdiri bingung dengan gelas di tangan. Setauku, kau tak pernah mengunci pintu, bahkan saat tidur, karena kamarmu bagai rumah seribu pintu. Siapapun datang ke sana, bercerita, tertawa, berkeluh, lalu keluar selalu dengan senyum di bibir. Entah, mungkin aku yang tidak tahu.
Malam berikutnya. Entah apa yang membuatku terbangun tiba-tiba, lalu otomatis melangkahkan kaki dan memutar grendel pintu. Dan aku sedikit terperanjat, mendapati kau berdiri di tempat yang sama seperti kemarin malam. Setidaknya aku jadi tahu kalau tadi malam itu sungguhan, bukan imajinasi yang datang sendiri.
Kau berdiri di tempat yang sama, kali ini mengenakan jaket merahmu. Memandang jauh ke arah kegelapan. Aku terpekur, tak berani bergerak apalagi mengusikmu. Dan seingatku, hampir setengah jam kita berdiam seperti ini. Hingga akhirnya aku menyerah karena rasa kantuk yang menyerang.
Malam ketiga dan malam-malam berikutnya berlangsung tak jauh beda. Kau terdiam di sisi jendela, dan aku diam-diam memperhatikan. Begitu terus, setiap hari.
Dua hari yang lalu. Malam ketiga belas sejak pertama kali kupergoki kau terdiam di sisi jendela. Entah kali ini dapat keberanian dari mana, melangkah pelan aku mendekatimu. Lalu bertanya pelan,
“Kakak gak tidur?”
Kau terdiam sebentar. Biasanya di saat seperti ini kau akan tersenyum, lalu banyak kata yang akan meluncur cepat, penuh keriangan. Tapi tidak malam itu. Bahkan kau tidak tersenyum. Hanya menggelang lemah, lalu menjawab pelan
“Aku lelah, dek.”
Kau menghela nafas. Dan aku menahan nafas, menunggu penjelasan lebih lanjut.
“Aku lelah menjadi orang lain setiap hari. Hanya ini waktu yang aku punya, satu jam untuk menjadi benar-benar diriku. Hanya satu dari dua puluh empat jam yang ada.”
Aku bingung, tapi tak berani untuk berkata apa-apa. Diam, lalu pelan-pelan beringsut kembali ke kamar. Entah esoknya kau masih di sisi jendela itu atau tidak, karena aku tak lagi terbangun tengah malam dan diam-diam memperhatikanmu.

Tapi yang pasti, tak ada yang berubah. Kau tetap seperti yang dulu. Seorang senior yang selalu riang, penuh wawasan yang meluap dan semangat yang meletup-letup. Aku mencoba meyakinkan diri bahwa peristiwa tengah malam itu tak pernah terjadi, tapi setengah dari diriku jelas-jelas menolak untuk percaya. Entahlah, sepertinya hanya aku yang berpikir terlalu banyak.
Surga kecil 2x3 meter, 8 Oktober 2013

Senin, 07 Oktober 2013

SMS

Sebuah pesan singkat darinya masuk malam ini. Berisi 164 karakter, diterjemahkan menjadi kode binari oleh kecanggihan teknologi. Terkirim cepat, jauh lebih cepat dibanding cepatnya kau menjauh pergi.

Sebuah pesan singkat darinya masuk malam ini. Aku bertanya “kapan?”, padahal yang paling ingin kutanyakan adalah “siapa?”

Sebuah pesan singkat darinya masuk malam ini. Dan aku membalas dengan ucapan syukur dan keikutsertaan berbahagia, padahal yang sesungguhnya aku hanya ingin diam dan tak mengetik apa pun.

Sebuah pesan singkat darinya masuk malam ini. Dan aku mengetik emotikon yang melambangkan senyum lebar yang sumringah, padahal yang sebenarnya ingin kuketik hanyalah dua huruf “T” kapital yang dipisahkan oleh sebuah titik.

Sebuah pesan singkat darinya masuk malam ini. Awalnya aku berasumsi aku akan menangis dan larut dalam kesedihan, namun aku terkejut mendapati tak satu pun dari dua hal itu yang terjadi.


Sebuah pesan singkat masuk malam ini. Dan entah mengapa malam ini aku tiba-tiba merasa bangga pada diriku

dongeng usang

Ini mungkin hanya dongeng, kisah klasik tentang seorang gadis biasa yang jatuh cinta pada pangeran rupawan.
Ini mungkin hanya dongeng, kisah klasik tentang keterpesonaan dan cinta dalam diam
Ini mungkin hanya dongeng, kisah klasik tentang penerimaan dan kesetiaan
Ini mungkin hanya dongeng, kisah klasik tentang penentangan dan perpisahan yang tak terelakkan
Ini mungkin bukan dongeng, kisah klasik yang menjadi kenyataan

Selasa, 01 Oktober 2013

dari sudut [4]

adik, katamu suatu kali
dan tiba-tiba aku ingin bermanja-manja
kakak, katamu di kali yang lain
dan aku mendadak ingin berbuat apa saja
teman, katamu di hari lain
dan kita menghabiskan hari bersama. Tertawa, bercanda layaknya sahabat seumur hidup
sayang, katamu hari itu
dan jantungnya tiba-tiba berhenti

kubikel pojok, 16.43

dari sudut [3]

aku menyukai buku
karena membacanya seolah membawaku ke dalam dunia lain yang sungguh berbeda dengan yang kurasakan sekarang

aku mencintai buku
karenalembar demi lembarnya seolah membuatku semakin jatuh pada keterpesoanaan yang dalam

aku mengagumi buku
karena dalam diamnya tersimpan ribuan romansa yang membuat degup tak berhenti meloncat

kamu, mungkin satu-satunya buku yang tak akan pernah selesai kubaca


kubikel pojok, 16.14



dari sudut [2]

selamat sore, Rinai
kabarku hari ini tak jauh beda seperti hari kemarin
masih seperti ceritaku padamu tentang tombol-tombol keyboard komputer yang tak berhenti di tekan
masih tentang senyum kikuk dan tawa ganjil yang sama
masih seperti yang kusampaikan tentang lembut kata dan sikap yang terlalu purna

selamat sore, rinai
hari ini genap delapan hari aku tak bertemu hujan
kami tak bersua, tapi kata kawanku ia datang saat aku sedang lelap
aku jadi curiga bahwa ia sengaja menghindariku

selamat sore rinai,
sore ini masih sama
menanti jarum panjang membelai angka dua belas dan membentuk sudut seratus lima puluh derajat

kubikel pojok, 15.54

dari sudut

dua dari delapan puluh,
tapi rasanya sudah terlalu lelah bahkan sekedar untuk menyunggingkan senyum
dua dari delapan puluh,
tapi kaki rasanya sudah merasa panas walau baru menapak beberapa langkah
dua dari delapan puluh,
tapi rasa haus sudah merajai isi perjalanan ini

dua dari delapan puluh,
atau mungkin karena belum bertemu teman satu perjalanan?
dua dari delapan puluh,
dimana kamu?


kubikel pojok, 14.03

Senin, 30 September 2013

kubuka lagi guratan pesanmu yang kini mulai lusuh karena terlalu sering kubaca.
entah, apakah rasa ini kelak akan bisa turut lusuh bersama sebelas lembar kertas itu

Minggu, 29 September 2013

di sini, di sana. yang pasti harus melangkah

Tetap di jalur atau bergerak ke rel sebelah adalah pilihan.
Kemarin kau bertekad bulat untuk tetap di jalur ini, hari ini hatimu tetiba tertarik untuk memastikan diri berpindah ke rel sebelah. Entah adanya dengan esok.
Di sini atau di sana, itu hanya pilihan. Di antara dua pilihan itu tak ada yang benar atau salah
Keduanya sama saja. Bedanya hanyalah jika kau mengambil pilihan setengah hati dan masih lamat2 memandang kepada yang lain.
Jadi, tentukan sikapmu. Bersikap kstaria dan jangan jadi pengecut.
Tetapkan apa yang kau inginkan dan jalani semua resiko yang ada dengan percaya diri.
Apapun yang ada di depan, hadapi dengan pasti.
Ketakutan dan kecemasan tak beralasan hanya akan membawa keraguan untuk melangkah.

#edisi hendak pindah kosan

Jumat, 27 September 2013

Lantang atau diam, (dia) itu cinta {2}

Hening. Hampir semua orang di ruangan itu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, menatap layar laptop tak henti sejak pagi tadi. Hanya seorang gadis di pojok ruangan dengan meja kerja mungil yang tampak sedikit kikuk, ragu-ragu harus berbuat apa.
Hari ini pertama kali ia bertugas di tempat itu. dipindahkan dari posisi lamanya. naik derajat memang, tapi tetap rasanya belum terbiasa.

Diam-diam, seorang lelaki mengintip dari sudut jendela yang terbuka. Berhati-hati benar agar tak ada yang tahu bahwa ini kali kelima ia sengaja bolak balik di depan ruang tersebut. Ia merasa bodoh sendiri dengan kelakuan kekanakannya. Padahal ia tahu betul, jika ia ingin, berbicara pada sang gadis menjadi jauh lebih mudah karena posisinya yang mengharuskan mereka berinteraksi banyak. Tapi begitulah, ia memilih jalan yang berbeda.

Dari dulu, kata adalah barang langka bagi mereka berdua. Apalagi kalimat dengan embel-embel yang terkadang ingin membuat orang menggaruk tembok. Setahun saling mengenal, dan belum pernah sekali pun perbincangan mereka berada di luar koridor pekerjaan. Bahkan hingga detik itu, belum pernah ia dengar si gadis memanggil namanya, pun dengan dirinya.
Apa yang orang tahu tentang puisi dan romantis? Mereka punya jalan yang jauh berbeda.

Sejam kemudian, si gadis kembali ke meja kerjanya setelah menerima tugas dan bimbingan langsung dari atasannya. Sedikit terkejut menemukan ada benda baru yang menghuni meja mungilnya. Lalu ia tersenyum. Cukuplah benda itu menjadi hal pertama yang membuatnya tiba-tiba merasakan kenyamanan yang sejak tadi ia cari.
Ah, benda itu bukan apa-apa. Bukan seikat bunga yang harum, bukan kotak mungil yang dililiti pita cantik, bukan pula seonggok amplop berwarna manis nan wangi. Hanya sebuah permen penyegar nafas berwarna merah yang menyediakan ruang kosong untuk kau tulisi pesan di belakangnya.

Si gadis tersenyum kembali dan bersiap memulai tugas sambil mengeja pelan-pelan dua kata yang tertulis di sana.
"Happy Birthday"


"Sungguh, doa dalam diam, perhatian dari jauh adalah berkah luar biasa yang harus kusyukuri.
Mungkin fisik kita terpisah jarak ratusan kilometer, tapi semoga hati tetap terpaut dengan jarak setipis helaian benang"

terima kasih... :D

bismillah

Jum'at itu adalah hari yang baik dari semua hari
Insya Allah kalau dimulai dari hari yang baik, ke depannya juga semoga lebih baik.
Semangat (*0*)9

#isi sms dari seorang sahabat

hari pertama menginjakkan kaki ke kantor pusat,
bismillah.....

Rabu, 25 September 2013

di saat orang-orang seusia saya memusingkan masalah pacar, pasangan hidup, kuliah, atau pekerjaan
di sinilah saya, terdiam bingung. galau, sedih, nyesek
memandang laptop yang baru diinstal ulang, dan semua data download beberapa minggu terakhir belum dipindah.
berasa pengen nangis (tapi sumpah ini gak penting banget)

Aku Padamu

Rinduku padamu seperti rindu pohon jati pada hujan pertama di bulan Oktober
Kangenku padamu seperti kangen riak air sungai yang tak sabar bertemu muara
Bahagiaku melihatmu seperti bahagia seorang bocah kecil yang diberi uang saku tiga kali lipat, ditambah bekal es krim dan donat
Senangku bertemu denganmu seperti senang seorang tua di panti jompo yang tiba-tiba dikunjungi keluarganya.

Aneh, susah dimengerti. Tapi begitulah

Karena sampai kapan pun logika tak akan pernah mengerti jalannya hati.


Lantang atau diam, (dia) itu cinta


“Mengapa kau disini?”  si lelaki bertanya bingung, terkejut, tapi tak dapat menyembunyikan binar bahagia yang terpancar dari hitam bola matanya
Si gadis hanya diam, melanjutkan apa yang tadinya ia lakukan. Berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tak menunjukkan perhatian dalam bentuk apa pun. Dan ruang itu kembali jatuh dalam keheningan. 
Tatkala si gadis beranjak ke tempat lain,mempersiapkan hal lain untuk diselesaikan, terdengar bunyi barang pecah dan rintih mengaduh. Tergopoh ia kembali ke ruang putih itu dan menemukan si lelaki terduduk di lantai
“Bodoh ! kau pikir kau ini superman yang langsung bisa bergerak kesana kemari dengan perban di sekujur tubuhmu?”
Si lelaki bungkam, memandang  si gadis yang susah payah menahan diri untuk tak berkata apa-apa lagi.

“Katakan, apakah kau disini karena alasan profesionalisme atau alasan pribadi?” 
si lelaki bertanya, mencoba membaca gurat muka wanita yang berdiri di depannya. Ia harap si gadis akan tergeragap, butuh beberapa waktu untuk menjawab. Sayangnya si gadis menjawab dengan cepat, bahkan hanya sepersekian detik setelah ia selesai bertanya.
“Aku kesini  hanya karena hal ini berhubungan dengan bagian dari tugasku.” Dingin dan tegas.

Lalu ruang itu kembali hening.
Tapi setidaknya mereka tahu, tak satu pun dari mereka berdua yang percaya akan kata-kata si gadis.

Sia-sia

Menyatukan kita seperti menyatukan potongan puzzle segitiga ke dalam lubang lingkaran

Sekeras apapun kita berusaha, keduanya tak kan pernah terpasang sempurna


Senin, 23 September 2013

Gadis yang terperangkap


Dalam dunia riuh penuh gelak, gadis itu tersenyum
Turut tertawa demi subuah kata bernama sopan santun
Walau tak mengerti, gadis itu tahu bahwa ia suka berada di tengah keramaian. Meski terkadang ia justru berada diluar lingkaran itu
Dalam sunyi ruang ketika semua sibuk dengan dunia sendiri, gadis itu terdiam
Bingung harus apa, harus berbicara pada siapa
Sungguh, ia tak pernah suka pada kesepian
Di tengah hening malam yang disayupi gemuruh petikan gitar nun di pos ronda sana, gadis itu termenung. Bertanya bingung pada dirinya sendiri

Dimana harusnya ia berada


Sabtu, 21 September 2013

Mata

Kata mereka, mata adalah jendela jiwa
Mungkin benar adanya
Kata yang lain, mata adalah pintu hati
“Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati “ begitu konon kata pepatah
Mungkin tak sepenuhnya salah
Tapi kurasa sekarang lebih banyak orang yang menjadikan mata sebagai gerbang utama keburukan


Apakah kau punya mata untuk memataiku?



Selasa, 17 September 2013

mungkin kamu, mungkin kita
entah dengan mereka

mungkin rindu, mungkin cinta
entah dengan nestapa



Singgah


Cuaca yang panas, udara yang berdebu, tanah berpasir, jerit klakson yang tak henti. Dan aku tersenyum, menyadari kota ini masih menyambutku dengan wajah yang sama. Menatap lalu lalang angkot dan hiruk pikuk berbagai anak sekolah dan siswa bimbingan yang baru pulang, lagi-lagi membuatku tak bisa berhenti tersenyum. Tiba-tiba bernostalgia lagi dengan kemesraan kota ini.
Hampir empat tahun lalu, kunikmati kota ini dalam gesitnya angkot yang melaju kencang bak di arena balapan. Menatap segerombolan gadis-gadis tanggung dengan buku tebal di tangan membuatku teringat tentang aku yang dulu.

Tahun 2009. Bulan April-Agustus. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kota ini mendadak mendapat ratusan penghuni baru, remaja-remaja tanggung yang masih fresh keluar dari oven panggangan bernama Sekolah Menengah Atas. Layaknya para pendahulu, saat itu kami pun larut dalam euforia kelulusan dan persaingan ketat mengamankan posisi setidaknya di satu kursi universitas negeri. Masa-masa kritis kata banyak orang, karena ini mungkin akan menjadi penentu jalan hidupmu untuk selamanya (kata mereka). Maka seperti yang sudah-sudah, kami pun mengikuti kebiasaan menjalani ritual suci demi masa depan (agak-agak lebay dikit V_V). Ritual bernama bimbingan belajar. Pagi, belajar. Siang, belajar. Sore, belajar. Malam, belajar. Untugnya tengah malam masih bisa tidur. 

Singkat sebenarnya, hanya beberapa bulan, tapi mungkin memang menjadi momen penting dalam hidupku. Tidak, bukan hanya karena soal universitas, tapi di waktu yang sangat singkat itu aku mengenal banyak orang. Orang-orang yang kelak menjadi bagian penting dalam hidupku, hingga saat ini, semoga juga sampai nanti-nanti. Ada dia, yang kini selalu menjadi tempat singgah ketika aku berkunjung lagi ke kota itu. Ada dia, yang kini tetap menjadi pengingat untuk selalu lebih baik. Ada dia, yang selalu bisa membuat derai tawa kembali dan bahkan diamnya pun selalu ingin membuatku tersenyum. Dan mungkin karena ada kamu, yang datang tiba-tiba bagaikan malaikat, dengan kresek hitam berisi sepatu pinjaman yang kebesaran (sebab hari itu sepatuku jebol karena berjalan terlalu jauh saat survey lokasi ujian)

Tahun 2012. Bulan Juli-Agustus. Aku masih ingat, mengobrak-abrik hampir setiap rak di toko gr*media, berkeliling di setiap toko buku yang ada, bahkan singgah di setiap penjual majalah di pinggiran jalan sepanjang kota itu, demi sebuah majalah yang entah mengapa rasanya harus kuperoleh saat itu juga. Menempuh jarak 125 km dari kota tugas belajarku selama sebulan, menyapu hampir seluruh sudut kota itu. Pada akhirnya, kumpulan kertas itu datang jauh-jauh dari Jawa Timur sana hahaha

Aku tak lahir dan besar di kota itu. Tak pula merasa bersahat dengannya. Tapi tetap, aku tak bisa membohongi hati bahwa kota Medan, pernah dan mungkin tetap jadi tempat hati untuk selalu singgah sejenak.


Medan, Mei 2013


(nemu tulisan lama saat berbenah isi laptop) 


Kamis, 05 September 2013

sebuah kata bernama DJKN

Bismillah,
harus bisa berbuat lebih,
harus bisa berkarya nyata

Selamat datang di DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

#bersemangat
#baktiku padamu negeri

Rabu, 04 September 2013

Merindu..kamu

Masih dalam euforia mengenang masa perkuliahan di kampus, daerah kosan dan warga sekitar
Berikut kompilasi tweet dengan hastag #merinduSTAN  dari ribuan tweet yang membuat kangen kampus lagi (kebanyakan yang aneh bin ajaib -,-")


  • salah beli antara kriuk dan kriux
  • pas uts/uas banyak makhluk berbaju putih-item jalan nunduk sambil baca kisi-kisi. beberapa nyebur got
  • capek2 angkat segepok civitas buat dibagiin ke mahasiswa, malah dipake buat payungan atau kipasan
  • air mancur bundaran yang ikannya pun menertawakan kepengecutanmu untuk berenang di situ
  • "uang saku pertama dari negara buat beli miras" --> Astaghfirullah -,-"
  • kangen nge MC walaupun fee-nya cuma cukup utk nge-laundryin baju pinjeman
  • tiap ujian, gak pernah balance buat statement of financial postion, tapi tetap lulus
  • gak pernah rusuh, sekalinya rusuh pas game Running Man, entah berapa orang yang tak tabrakin, tak pukulin sampe jatuh demi pita
  • "tragedi pesawat kertas" --> kehebohan satu angkatan, dan sampe sekarang gak tau siapa pelakunya XD
  • "kuliah hari minggu dari pagi sampe malam" --> ajaibnya kampus kita
  • pas awal masuk, minder karena cewek-ceweknya hampir semunya berjilbab XD
  • Serunya matkul Budaya nusantara, seramnya PPN
  • "kalo ga balance udah pasti salah, kalo balance belum tentu benar" --> akuntansi oh akuntansi
  • mesti nulis sumpah tiap kali ujian PPH
  • "jadi mbah ketika terawangan soal ujian tembus" --> epic buat akunisti 2009
  • ngeloby dosen biar libur tambah panjang
  • 3 pertemuan, 9 sks, diselesaikan hanya dengan 30 menit...... epic
  • mie kadaluarsa pun layak di akhir bulan
  • "itu namanya kue apa mbak? | heehh itu mahal jangan dibeli |  mbak yanti : penjaga kantin" ---> hahaha
  • "menganut metode LIFO tiap ujian" --> LIFO = Last In First Out
  • tingkat 1, KTM disita gara-gara nginjak rumput !!!
  • psywar dan psytrap, merendah untuk meninggi. (ngeselin tapi dirindu )
  • pas lagi di wc, pintu wc ditendang dan disemprot asap, lagi ada fogging #majukenamundurkena
  • An Nur, Al Barkah, An Nasr, MBM, tempat para anak kost mencari takjil selama bulan Ramadhan
  • benci akuntansi, dapat C semua, untung anak pajak
  • "3 tahun kuliah, belum pernah naik busway, gak tau blok m, hanya 2x mengunjungi BP" --> langka
  • memori indah di kampus itu waktu dibangunin sama Pak XX pas ngorok di kelas
  • Qoute teman, "Kita ditugaskan negara untuk KULIAH coy, bukan buat MANDI" --> alasan teman yang berangkat kuliah buru2 gara2 semalaman main dota -,-"
  • seumur hidup baru pertama merasakan heningnya ujian, benar-benar ngerjain sendiri, gak ada waktu bahkan untuk ngangkat muka, UN dan SNMPTN kalaahhh
  • acara perpisahan, bareng2 lepas lampion terbang,eh akhirnya malah ada pohon yang kebakar
  • 'CATAT ! udah pintar kamu !!" ucap seorang dosen killer kepada mahasiswa yang melamun, dan didengar oleh seantero kelas
  • ngerjain soal ujian perpajakan, ngitung pph suami + 3 istri, ketiganya kerja dan usaha semua (dalam hati mikir, yang ngasuh anaknya siapa?) #salah fokus
ketawa-ketawa sendiri baca semua tweet-tweet gak masuk akal namun nyata. kenangan manis-manis pahit selama 3 tahun
well, untuk :
STAN2009, selamat nunggu pengumuman penempatan, semoga kita semua ikhlas dan qana'ah
STAN2013, selamat datang adik2, jadilah punggawa keuangan yang berkredibilitas (eh, yg benar penggawa ya? #efek TKD)
STAN2010, selamat siap-siap pindahan, lebih baik angkat kaki sebelum ditendang dari kosan :D


Aku masih ingat. Kamu?

Aku masih ingat kali pertama menginjakkan kaki ke kampus ini,
Entah dengan kamu
Aku masih ingat rusuhnya daftar ulang. Antri, renovasi gedung, kambing berkeliaran
Entah dengan kamu
Aku masih ingat dengan serunya dinamika, menghapalkan password untuk bisa masuk, begadang ngerjain tugas, bangun jam 4 cuma buat catet ulang isi news yang dibacakan presenter berita dini hari
Entah dengan kamu

Aku masih ingat minggu-minggu pertama kuliah yang terlalu santai, hanya tiga matkul, dapat kuliah malam pula, semua karena kehebohan renovasi gedung
Entah dengan kamu
Aku masih ingat euforia masa-masa ujian. Jalanan lengang, fotocopyan rame, kemana-mana orang bawa buku, belajar mati-matian demi momok bernama DO.
Entah dengan kamu
Aku masih ingat acara-acara kelas. Makrab ke Anyer, nonton tanding futsal, kumpul di taman CD.
Entah dengan kamu

Aku masih ingat hebohnya kita ngerjain laporan. Kejar-kejar dosen pembimbing, perbaikan laporan lagi oleh dosen penguji.
Entah dengan kamu
Aku masih ingat kehebohan masa-masa persiapan CB, dengan segala bayangan buruk dan ketakutan nyata akan "kekejaman KOPASSUS". Sedikit tak menyangka kalau seminggu itu justru jadi salah satu momen terbaik dan tak akan terlupakan dalam dilema perjalanan kampus ini
Entah dengan kamu
Aku masih ingat dengan euforia wisuda. Ada yang sibuk cari hotel utk nginap, ada pula yang memilih berangkat dini hari, demi tujuan sampai tepat waktu di Bogor sana.
Entah dengan kamu
Aku masih ingat ramainya isu-isu berseliweran tak tentu arah. Maret, Juni, Juli, ternyata Agustus yang beruntung. dan saat itu, Kata TENTATIF tiba-tiba booming di angkatan kita hahaha
Entah dengan kamu


Aku masih ingat dengan hijau rumput yang bergoyang santai tanpa berani kita injak,
entah dengan kamu
Aku masih ingat dengan OHP yang mati dan kita harus ganti ruang kuliah, turun naik tangga, rebutan tempat duduk lagi
Entah dengan kamu
Aku masih ingat ketika kuliah di hari hujan dan lantai ruangan berbercak lumpur, maka warga Sarmili yang katanya harus bertanggung jawab -,-" (FYI, sekarang Sarmili sudah di aspal hahaha)
Entah dengan kamu
Aku masih ingat pada kolam air mancur di depan kampus dan mitos siapa yang berani nyebur ke dalamnya akan berhadapan dengan sebuah kata keramat, DO
Entah dengan kamu
Aku masih ingat dengan dosen yang wajah diamnya saja sudah membawa kehororan tersendiri, atau dosen penggila warna hijau dan siapapun yang pake warna hijau akan dinyinyirin, atau dosen yang dengan senyum tanpa dosa berkata, "Sama saya santai saja, ketawa-ketawa, tau-tau DO"
Entah dengan kamu
Aku masih ingat dengan gorengan yang dijual di kantin, pisang cokelat, pisang keju, martabak telur, juga beragam jus yang jadi menu andalan kalo sedang ngedrop
Entah dengan kamu

Aku masih ingat, juga dengan ratusan hal lain yang susah terlupakan di tempat itu
Aku masih ingat, meski mungkin aku hanya bertindak sebagai life observer yang tak pernah muncul ke permukaan
Aku masih ingat, meski mungkin kamu tak sadar kalau aku ada
Aku masih ingat, dan mungkin akan tetap ingat
Entah dengan kamu

Dalam rangka melankoli D-1 pengumuman instansi dan mengenang 11 bulan setelah lulus.
heboh di twitter, tapi cukuplah saya berkicau di sini saja
#merinduSTAN2009
#STAN2009

Senin, 02 September 2013

agustus

Juni memang tak akan pernah terlupakan.
Tapi Agustus juga sangat spesial.
Keluarga, harapan, masa depan, masa lalu, cinta, rindu dan sua
31 hari yang istimewa

August, Thanks for being awesome

adalah kamu

Adalah kamu, elegi rindu dalam derai sunyi
Adalah kamu, ode kasih dalam binar puja
Adalah kamu, Paradoks


Rabu, 31 Juli 2013

A : Iihh.. itu kan lagu lama, udah jadul
B : Oh, maaf, saya tak tahu kalau ada istilah tenggat kadaluarsa dalam musik

np : BB ~ A Fool's only tears

Senin, 29 Juli 2013

Bulan

saat hujan datang, aku memandang khawatir, berdoa agar kau baik-baik saja.
meski aku tau, hampir pasti, tak terjadi apa-apa di atas sana.

Rabu, 24 Juli 2013

zona nyaman


Hanya karena aku berlaku berbeda padamu, bukan berarti aku bermuka dua.

Aku tidak sedang berpura-pura. Kau tahu comfort zone? Aku memiliki zona nyaman yang berbeda – beda terhadap orang-orang tertentu. Kau, dia, kalian, mereka. Aku akan banyak bicara, mengejek, bercanda, bertingkah gila, bahkan melakukan hal paling konyol karena aku merasa nyaman denganmu. Tapi, aku akan terlihat pemalu, tak banyak bicara jika aku tak terlalu kenal kamu atau kita tak terlalu dekat.

Just because I act different around certain people, doesn’t mean I’m fake. I just have a  different comfort zone with certain people.

Rabu, 17 Juli 2013

besok aku datang lagi


Pagi” dia menyapa, masih dengan jaket coklat yang sama, masih dengan senyum lemah yang sama, masih dengan setangkai mawar putih yang ia harap kau terima hari ini.

Bagaimana kabarmu hari ini?” dia bertanya lagi. Kikuk.
Tapi kau masih tetap mematung.

 Maaf” suaranya melemah, sarat dengan rasa bersalah
Dia terdiam lama. Dan kalian hanya saling merenung bisu.

Aku harus pergi. Boleh aku datang lagi esok?” tapi sayang tak ada jawaban. Ia meringis, tiba-tiba membeku ketika merasakan semilir angin diam-diam menyisipi jaketnya.

Aku tahu itu kamu”, katanya. Dan aneh, baru kali ini kulihat ia benar-benar tersenyum.

Orang itu lalu beranjak pergi, sebelum berhenti di langkah ke tujuh. Berbalik, menatap penuh makna gundukan tanah di bawah pohon kamboja.

Terima kasih” dan ia berlalu.



tahun ini pun, Alfatihah


Empat tahun. Dan semua masih terasa baru.
Dua bulan mengenal kamu, tapi entah harus berapa dekade untuk lepas dari semua ini.

Berhenti hidup di masa lalu

Aku yakin itu yang ingin kau katakan.
Tak usah cemas, pelan-pelan pengertian itu datang. Walau menerima terasa berat, setidaknya lebih baik daripada terus membohongi diri.
Aku yang egois karena hanya  melihat dari sisi yang ditinggalkan, tanpa mencoba paham apa yang kau rasakan.

Apa kabar kamu?

Tahun ini pun, aku ingin menemui kamu. Sangat, malah.
Tapi kurasa aku tak punya cukup informasi (atau keberanian).
Entah akan sampai atau tidak padamu, tapi biarkan surat tujuh baris itu yang mewakili semuanya.
Semoga jutaan ladang yang kau tanam, berbuah indah jika tiba saat kita untuk memanen.

Kamu, Terima kasih



Selasa, 16 Juli 2013

surat dari seorang pengagum


Mengagumkan, betapa sebuah perhatian kecil dapat mengubah dunia seseorang.

Jadi ceritanya, rasa kesepian karena sendirian di rumah mengantarkan saya menamatkan sebuah novel menarik siang ini. Ceritanya sederhana sebenarnya, bahasanya gak belibet, tapi sukses bikin saya jatuh cinta setengah mati. Kenapa? Karena saya suka idenya. Tentang surat.

Inti ceritanya adalah tentang si tokoh utama yang tiba-tiba mendapatkan surat kaleng di kotak suratnya suatu pagi. Cuma satu kalimat singkat sebenarnya.

Pagi, Semoga harimu menyenangkan.


Awalnya ia tak begitu ambil pusing, tapi surat-surat itu terus datang setiap hari. Isinya tetap singkat, tapi semakin hari semakin membuat penasaran. Si pengirim seolah tahu segalanya. Tahu apa yang berubah darinya, tahu apa yang dia rasakan, tahu apa yang ia inginkan.

Kau harus lebih banyak tersenyum, cemberut hanya akan membuatmu merasa lebih menyedihkan . itu isi surat hari kedua

Model rambutmu kemarin terlihat cocok, tapi aku lebih suka rambutmu seperti biasa, jatuh alami menutupi bahu. Itu yang ia baca di hari kesepuluh

Sepertinya hari ini akan hujan, jangan lupa bawa payung ketika kau keluar. Jangan sampai kau kehujanan seperti kemarin. Dan di hari ke-lima belas, rasa penasarannya semakin membuncah.

Ia sadar, harusnya ia merasa ngeri atau setidaknya takut mengetahui ada orang yang memperhatikannya begitu detail. Mungkin saja orang itu psikopat, stalker, atau pengidap kelainan jiwa. Tapi semua kemungkinan itu seolah terabaikan karena ia dapati dirinya sendiri menunggu waktu pagi tiba, tak sabar apa lagi yang akan disampaikan si pengirim. And the stories go on …
 Begitulah, sederhana memang, tapi mengagumkan. Dan tiba-tiba saya jadi berandai-andai, coba kalau saya yang dikirimi surat-surat itu. Tapi kemungkinan ini rasanya nihil, mengingat rumah saya tak ada kotak surat (hahahaha). Kemudian saya memikirkan kemungkinan yang lain, bagaimana jika saya yang mengirimi surat-surat itu? (haha #jiwa psiko kumat). Tapi kalau dipikir lagi, daerah sekitar rumah juga gak ada yang punya kotak surat, kebanyakan juga tinggal om dan tante2, anak-anaknya udah pada kuliah atau kerja di kota lain. Sebenarnya kalau saya di kosan, rencana ini bisa dijalankan sih hahaha (OK, kapan-kapan perlu dicoba #noted).

Dari dulu sampai sekarang, ketertarikan saya tentang surat sepertinya tak pernah pudar, semakin bertambah malah.

Sometimes, I think I have a weird obsession about letter

#ngelantur malam-malam

You said ‘I’ll see you soon’,

but how long is soon?


Kau terlihat lelah, pucat, dengan senyum yang dipaksakan

beristirahatlah

take care of yourself

Don't make me go there and do it for you





Jumat, 12 Juli 2013

semua berubah, it's natural



kau yang dulu, bukan kamu yang sekarang
aku yang dulu, berbeda dengan saya yang sekarang

kau dan aku,
kamu dan saya

tak ada lagi kita


Kamis, 11 Juli 2013

smile and blush

aneh itu..
ketika kamu terbangun di pagi hari, mengingat absurd dan kacaunya mimpi semalam

shock itu..
ketika kamu terbangun di pagi hari, dan mengenang siapa yang hadir di mimpimu semalam. sungguh, rasanya kau bahkan tak pernah terpikir akan orang ini

lucu itu...
ketika kamu terbangun di pagi hari, dan mengenang manis dan uniknya cerita dalam mimpimu. aahh, sayangnya ini bukan komedi romantis yang sering muncul di layar kaca

awkward itu...
ketika kamu bangun di pagi hari, dan rasanya efek dari mimpi semalam masih terus bertahan dan tak mau pergi.


hushhh hushhhh hushhhh !!!
Aih, terakhir saya nonton drama apa ya???


Rabu, 03 Juli 2013

aku tak benar-benar tahu kamu, tapi.. terima kasih :)

Mendapati seseorang yang sesungguhnya tak benar-benar kau kenal bertanya dengan tulus bagaimana kabarmu hanya karena ia melihat berita gempa di TV yang tak jauh dari daerahmu....
Suddenly, the feeling of being loved saves my life

perhatian kecil, sesederhana itu

Kamis, 27 Juni 2013

love and hate

"Kau tahu akhir cerita dari Tom and Jerry?"

hening

"Tom dan Jerry mati, mereka berdua bunuh diri dengan duduk di atas rel kereta dan menunggu kereta datang untuk menabrak mereka."
"Tom memilih bunuh diri karena cintanya kepada sang kucing betina tidak terbalaskan, meski ia telah memberikan segalanya bagi sang kucing betina, termasuk menjual dirinya sebagai budak untuk 20 tahun hanya untuk membelikan sang kucing betina sebuah mobil mewah."

"Dan Jerry. Sebenarnya ia bahagia dengan apa yang ia punya. Ia punya pacar yang pengertian, hidup tenang tanpa diganggu oleh Tom."
"Tapi suatu saat ia sadar. Ia merasa kesepian tanpa adanya Tom di hidupnya untuk mengganggunya."
"Akhirnya setelah ia tahu bahwa sang pacar pergi dengan tikus jantan lain, ia memilih pergi menyusul Tom untuk bunuh diri. Menyedihkan, bukan?"

"Apa kita juga akan seperti itu, mengingat semua kisah Tom begitu mirip denganku?"

ada panah yang menghujam

"Tidak"
"kau akan bahagia. Aku tahu itu. Kau bukan orang yang mudah menyerah karena hal itu."

helaaan nafas terdengar.

"Aku tahu. Tapi melihat Jerry bahagia, hatiku sakit juga."

dan sesuatu menetes jatuh




#The real Ending of Cartoon show "Tom & Jerry". I'm not kidding.

Senin, 24 Juni 2013

Lepaskan.. biar lega nafasmu

My dentist once told me than letting go is like pulling a tooth.
When it was pulled out, you're relieved, but how many times does your tongue run itself over the spot where the tooth once was? Probably a hundred times a day.
just because it was not hurting you doesn't mean you didn't notice it. It leaves a gap and sometimes you see yourself missing it terribly. It's going to take a while, but it takes time.
Should you have kept the tooth?
No, because it was causing you so much pain.
Therefore, move on and let go..


Minggu, 02 Juni 2013

Juni ! Juni ! Juni !!!


Juni menyapa.
Harum rumput basah di pagi hari terasa lebih segar.
Wangi tanah yang habis bermandi hujan tercium lebih kuat.
Pagi ini cerah, siang ini hangat, entah dengan nanti sore.
Tapi kurasa aku tak keberatan bila hujan kembali menyapa.
Mungkin aku sudah gila. Tersenyum sendiri tanpa sebab.
Bahagia tanpa alasan. Ah, tapi siapa yang butuh alasan untuk bahagia ?
Lalu kenapa riang tiba-tiba datang menyergap?
Well, because It’s June. Duh…



Dekat tapi jauh

Kata mereka, jalan pulang selalu terasa lebih singkat.

Nyatanya tidak demikian yang kualami siang ini. Perjalanan berangkat kemarin siang berjalan seperti biasa, sattu jam yang pengap dan panas, berdesakan dengan penumpang lain dalam angkutan umum yang selalu menarik penumpang melebihi kapasitas. Walau gerah, setidaknya perjalanan kemarin terasa lebih singkat, mungkin karena aku terlalu banyak berfikir, sibuk menduga, rusuh menyusun strategi, mempersiapkan cara berbicara yang paling sesuai denganmu.

Seperti itu saja. Semua gelisah itu hilang waktu melihat tawa dan teriakan-teriakan kekanakan darimu hahahaha. Siapa pula menyuruhmu tidur sore hingga kau tak sadar aku sudah sedari tadi masuk dan memperhatikanmu tidur (dengan bonus make up gratis di pipi dengan spidol merah hahaha). Well, dan seperti kunjungan-kunjunganku yang lain, agenda kita tetap sama. Ngobrol, saling mencela, jalan kaki gak jelas tujuan, dan cari makan malam-malam sambil sesekali menertawakan dan melirik diam-diam puluhan pasangan yang tersebar di setiap sudut tempat.


Tapi, kedatanganku kali ini punya tujuan khusus, atas nama misi yang harus diselesaikan. Aku paham, kau mungkin mengetahui itu sejak awal, hanya kita berdua pura-pura tak peduli dan menutupinya dengan berbagai celoteh iseng dan aksi cela-mencela. Namun, aku tak datang jauh-jauh kesini hanya sekedar untuk bercanda, menempuh 56 km dan mengorbankan sehari cuti dari tugas untuk menyelesaikan amanah. Walau mungkin di kali lain aku tak keberatan, tapi tetap, kali ini berbeda.

Maka ketika harusnya kita sudah terpejam seperti biasa. Aku paksa kau tetap terjaga.

"Tak ada yang ingin kau ceritakan padaku?"

Singkat tanyaku, tapi aku tahu, kalimat itu sempurna menguapkan kantuk yang sejak tadi bersarang di kepalamu. Dan seperti biasa, dengan cengengesan kau berkilah, memasang jurus bercanda dan kekanakan yang selalu kau lancarkan. Tapi sayang, Nope, this night that won't working on me !

Dan akhirnya, setelah satu jam berkilah, mencoba lari dan berpindah dari topik, kau menyerah.

"Waktunya tidak tepat, za. setidaknya bukan sekarang. Aku akan cerita, Janji ! tapi tidak sekarang"

Dan begitu saja malam berakhir. Aku tak tahu siapa yang menang dan kalah, tapi kurasa kita memang tak sedang bertarung.

Esoknya, kita kembali seperti biasa, seperti sebelum-sebelumnya. Celoteh kekanakan, celetukan cela, tertawa lepas, seolah lupa pembicaraan serius tadi malam. Tidak, seolah pembicaraan semalam tak pernah ada.

Dan begitulah, kini aku pulang kembali. membawa beribu tanya yang mungkin sudah ku tahu jawabnya. Masih sibuk menduga walau mungkin sudah tahu kenyataannya. Ah, mungkin aku hanya sedang berusaha menghibur diri, menolak percaya sebelum aku mendengar sendiri kata itu keluar dari mulutmu. Tapi sudahlah, mungkin lebih baik menunggu kau berbicara daripada memaksa.

Kecewa? mungkin. Tapi apa hak yang kumiliki untuk merasakan kecewa? Aku yang terlalu naif dan percaya diri, menganggap aku tahu, kenal dan paham akan dirimu. Padahal mungkin dalam kenyataan, tidak sama sekali.

Terkadang, ada orang, yang kepadanya kita berkeluh segala hal, yang kepadanya kita ceritakan semua yang tak orang lain ketahui. Tapi terkadang, kita tak keberatan semua orang tahu, asalkan, asalkan saja dia tak tahu.




Jumat, 31 Mei 2013

sapu sapu sapu

Hisashiburi ~~~~~~~~~~~
wah, blog ini udah penuh sarang laba-labanya kayaknya, dua bulan gak ditengokin :)
bukan lagi males atau writer's block kok, cuma ada kondisi yang tak memungkinkan sering "pulang" ke rumah ini hehehe

yosha !!! salam pembuka dulu, utang ceritanya ntar :D


Kamis, 04 April 2013

ingatkan aku

Seorang teman pernah bertanya,
"kenapa ya ide menulis itu datangnya pas kita lagi sedih, lagi ada masalah atau pokoknya lagi mellow2 gitu ?"
Menilik lagi pertanyaan dari beliau yang kemarin dulu cuman saya tanggapi dengan senyum (gomen T.T), sepertinya tak salah seratus persen, tak juga mutlak benar adanya.

Di saat kita ada masalah, sedang bersedih, atau tiba-tiba menghadapi siklus mellow tanpa penyebab, maka setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda-beda menyikapinya. ada yang ambil ponsel, telpon si ini itu, bahkan kadang random saja, hanya ingin berbicara pada orang lain walau sama sekali tak menyinggung apa pun tentang masalah diri. ada yang curhat dengan teman yang dianggap bisa dipercaya, kadang tak butuh saran sebenarnya, hanya sekedar ingin melepas apa yang disimpan dalam hati saja. dan bagi sebagian orang yang lain, yang terkadang bingung untuk berbicara dengan siapa, yang terkadang lebih memilih menjadi sosok ramah tapi misterius, maka menulis adalah cara ampuh untuk menenangkan diri.

apa yang sebenarnya didapat dari menuliskan susana hati kita?
berharap orang yang bersangkutan membaca? ah, rasanya tidak juga
berharap begitu selesai menulis, maka simsalabim masalah selesai ? Ah, Harry potter itu fiksi, kok
Lalu?

Sederhana saja, meluahkan uneg-uneg dalam tulisan seolah membiarkan masalah kita menguap, fly away..
meski tak akan ada yang membaca, meski tak memperoleh titik terang apapun, setidaknya beban di pundak berasa lebih ringan. tapi begitulah memang, percaya atau tidak, hal ini nyata. Trust me, it's work !!


apapun yang kita tulis, meski tak dipublikasikan, meski hanya menjadi arsip pribadi, suatu saat akan menjadi hal yang berguna. mungkin sekedar pengingat bahwa dulu kita pernah mengalami hal serupa, mengingat bagaimana dahulu cara menghadapi masalah seperti ini, atau bahkan hal-hal sesederhana yang mau tak mau menimbulkan senyum kala mengingatnya.

Ah, apapun itu, tulis sajalah, memory kita terbatas. bisa jadi kita lupa senang yang kita rasakan hari ini, bisa jadi kita tak ingat sedih yang kita alami kemarin, tapi tulisan tetap ada, abadi untuk dikenang.

pesan

hati-hati dengan bahasa tulisan, karena terkadang apa yang kita tulis dibaca dengan intonasi yang berbeda oleh si penerima pesan.
#sigh


Rabu, 27 Maret 2013

jalan, harus !

Juni !
Juni !!
Juni !!!

Ngejar Target !!!
Harus !!!

Ayo, jalan !
ga perlu lari, klo capek boleh istirahat dulu
gak sanggup jalan ya ngesot juga ga pa-pa
pokoknya harus gerak, jangan stuck di tempat yang sama terlalu lama
rasa nyaman akhirnya bisa mematikan

#mungkin emang harus ada cambuk keras dulu baru bisa jalan
#random random random random


Selasa, 05 Maret 2013

Tuhan Sembilan Senti

Kemarin malam, sempat bertemu dan berbincang dengan teman lama. Seorang mahasiswa jurusan kimia yang selalu mengejutkan saya dengan pendapat-pendapat brilian dan pemikirannya yang selalu jauh ke depan. Malam itu, pembicaraan kami beralih membahas tentang sastra dan kepenulisan. Dan sampailah topik ini pada puisi "Tuhan sembilan Senti"-nya Taufik Ismail. Tiba-tiba saya kepikiran dengan kebiasaan si teman. Iseng, saya nyeletuk,
"Tahu gak sih? aku tuh selalu penasaran tentang satu hal"
"Apa?" tanyanya.
"Siapapun yang kenal kamu pasti kagum sama santun sikap dan cara pikirmu. tapi sampai saat ini aku selalu bingung, kenapa orang se-intelek dan secerdas dirimu gak pernah bisa pisah dari rokok?"
Dia tersenyum, menoleh sejenak lalu berkata,
"Kita semua perokok, Za..."
Hah?? waktu itu saya hanya berpikir bahwa saya sedang salah dengar.
Dia tersenyum, mengambil kotak rokok dari saku kiri kemejanya. mengamati kotak berwarna merah itu, lalu melanjutkan,
"Kita semua perokok, hanya saja jenis rokok yang kita pakai berbeda. Percaya atau tidak, hampir semua orang memiliki ketergantungan masing-masing, bisa berwujud benda, makanan, sosok seseorang, atau sesuatu yang lain. Everybody addict to something, you may don't realize it yet."
kotak rokok itu ia masukkan kembali ke saku, tersenyum, dan berkata,
"We are all smokers, the difference is just about the cigarettes we smoke."

Dan, saya terdiam....

Sebenarnya saat itu banyak hal berkecamuk di otak. Banyak teori ini-itu yang ingin saya sampaikan. tentang perokok pasif, tentang kanker dan ancaman lain di label bungkus rokok, tentang angka kriminalitas, dan tentang-tentang yang lain. Tapi setelah merenung sejenak, kini saya berpikir bahwa diam mungkin bukan pilihan yang buruk.


Minggu, 03 Maret 2013

dari seseorang

Fisika, Rumus si Om Pascal --> P = F/A.
Tekanan = Gaya/Luas penampang.
Yang artinya, Tekanan berbanding lurus dengan gaya, dan berbanding terbalik dengan luas penampang.

Jadi, kalau pengen nggak ngerasa tertekan (merasakan tekanan yang kecil), ya kudu siapin hati yang seluas-luasnya. Berlapang dadalah. :)))


Sabtu, 02 Maret 2013

bleh bleh bleh

They described me as a strong, introvert, wise, cool (or meybe cold?!) woman,
they just don't know, when it comes to you, I became a silly, freak, yet idiot girl

2 Maret untuk keempat kalinya

Mungkin
Malam ini, di waktu yang sama dua tahun lalu
aku sedang tersenyum, menatap layar telepon genggam yang berbunyi "beep beep" sebagai notifikasi reminder.
Mungkin
Malam ini, di waktu yang sama dua tahun lalu
aku sedang terpekur, berdoa diam-diam untuk seseorang yang Allah berikan kesempatan untuk bertemu dan menggali begitu banyak hikmah.

Malam ini aku hanya bisa berdoa, tak bisa mengirim hadiah, kue, atau sebuah pesan singkat.
hanya lantunan Al-Fatihah yang semoga sampai ke tempatmu.

Minggu, 24 Februari 2013

Dirty Money

No I don't want your dirty cash
What would I do with it if I had it?
Are you really throwing away your family & friends
You are carrying your heart in a white envelope

No I don't want your dirty cash
The dirty cash that prevents dreams
A world that doesn't measure happiness by money
Dirty money like poison
BB~Dirty cash


Edisi Pemilukada,
Black campaign is everywhereeeee !!!!! -,-"
Oh Indonesiaku.....

Jumat, 15 Februari 2013

they said, Curiousity Kills the Cat, but I don't really care about cat, soooo....

p/s : mohon maaf untuk semua pecinta kucing #bow
FIX, ternyata memang lebih mudah menyukai yang dibenci. ---> sudah terbukti

Minggu, 03 Februari 2013

another "Sometimes"


Sometimes I want it, to run away, disappear, like gone with the wind.
but overall, i just want to know who will come after, trying to find me and lose me the most
~S.A~


Menemukan random fakta lagi ttg diri saya sendiri, kebanyakan entry quotation selalu diawali dengan kata "Sometimes"
(-,-)"
Yeah, most of the people prefer a beautiful lie than a painful truth
baca blog beberapa teman, melihat perkembangan beberapa kenalan, memperhatikan hidup beberapa sahabat,
kemudian sebuah pertanyaan tiba-tiba hadir dalam pikiran,

Is the world spinning faster or Is it just me who's slowing down ?

Jumat, 01 Februari 2013

Blog Award



Malam dunia ^^. Beberapa hari lalu saya di-tag sama Silvianapple, dikasih award n diperintahin buat nerusin award ini ke 11 blogger lain. Asal muasal perjalanan award ini lumayan panjang, yaitu dari Silvianapple yang didapet dari Erlinda dan diambil dari Adeayu. Nama awardnya “Liebster Award”. Saya kurang tahu juga maknanya apa. Tapi katanya dari bahasa Jerman dan artinya pokoknya yg bagus2 lah. 
Nah, the rules are :
1.       Bloggers nominate other up-and-coming bloggers (with less than 200 followers) for the award
2.       If you receive the Liebster, you must :
1.        Tell 11 random things about yourself
2.       Answer the 11 questions the nominator has asked you
3.       Nominate 11 other bloggers and make sure you notify them

Ok, berhubung ini AMANAH, saya jalanin deh hahahaha.

Random fact about myself :
1.       Over sensitive tiap mendengar kata “mata”
Bagi saya, dibanding ratusan organ-organ tubuh yang lain yang menopang badan kita, Mata itu merupakan organ paling rapuh dan paling mudah terluka *ceilee. Makanya tiap nonton film atau tayangan yang ada adegan matanya “diapa-apain” itu pasti langsung stop nonton saat itu juga. Jangankan nonton, mendengar orang cerita tentang mata yang kecolok, mata yang dicongkel, mata yang ….. Ok kita stop sampai disini saja. #dan saat saya nulis ini pun, dari tadi udah gerah, ga tahan buat ngucek-ucek mata .
2.       Ga bisa makan lele
Pecel lele? Lele goreng? Kerupuk lele? Pokoknya apapun olahan dari lele ga bisa saya makan. Bisa sih sebenarnya, tapi klo saya tahu itu lele, maka saat itu juga saya akan (maaf) muntah. Pernah ibu sama bapak ngerjain saya dengan masak lele yang digoreng sedemikian rupa sampe kayak keripik kecil-kecil. Ibu senyum-senyum aja melihat saya makan dengan lahap, begitu selesai makan dan dikasih tahu apa yang saya makan itu, saat itu juga saya lari ke kamar mandi.
3.       Imajinasi tingkat akut
Klo Akiyama di “Liar Game” bilang “to be able to lie is a talent”, maka saya bilang “to be able to imagine is a talent”. Saya sering berandai-andai, mikir klo dalam situasi ini harusnya begini maka hasilnya akan begitu, klo ini dibeginiin maka nantinya akan begono. Dan parahnya, sehabis saya nonton atau baca buku, saya bisa terpengaruh dan berpikir klo seandainya saya merupakan bagian dari cerita itu hahaahaha

4.       Cuek di luar, kepo di dalam hahaha
Kebanyakan orang berpikir saya ini pribadi yang cuek dan ga terlalu mikirin lingkungan sekitar. Padahal sebenarnya saya ini sangat perhatian lho hahaha.  Saya selalu tahu kok apa yang berbeda di hari ini dan hari sebelumnya. Di kelas umpamanya, saya sering memperhatikan, si A kayaknya lagi sakit soalnya dia ga banyak omong kayak biasanya, Si B jam tangan baru ya? Kemarin2 belum pernah pakai, si C ada masalah kah? Dari tadi murung terus, dsb dsb.. Tapi ya, hal-hal itu mendam sebatas kepala saya saja tanpa saya ungkapkan. P/s : siapapun yang mengenal saya, please don’t creep out!!! saya bukan seorang maniak atau pshycopat kok hehe
5.       Paling malas ngomong di telpon
Saya betah sms-an berjam-jam, tapi klo soal telpon..malah hampir ga pernah. Paling orang yang rutin nelpon saya itu cuma ibu sama bapak, klo ngomong di telpon sama teman atau orang lain saya merasa kurang nyaman.
6.       (sedikit) bisa sembuh dari phobia Cicak
Sama halnya seperti over sensitive tiap dengan kata “mata”, dulu saya juga merasakan hal yang sama tiap dengar dan melihat binatang bernama cicak. Tapi berkat bantuan seorang teman yang kuliah di jurusan psikologi, phobia saya sedikit bisa berkurang. Setidaknya saya ga teriak2 lagi tiap lihat cicak di langit-langit kamar, ga rela begadang sepanjang malam dan ngungsi ke kamar orang klo makhluk lunak tersebut “main” di kamar saya.
7.       Mudah terbawa Susana
Saya bisa nangis sampe mata bengkak waktu baca Bidadari-bidadari surge-nya Tere Liye (walau film-nya enggak), bisa ketawa ketiwi ngakak baca buku-bukunya Andrea hirata, bisa mewek baca tetralogi four season-nya Ilana Tan, dan bahkan bisa kehabisan nafas (eh, ga deng, nahan nafas ajalah) baca buku-bukunya Dan Brown. Saya suka baca, walau mungkin jenis dan range bacaan saya belum terlalu banyak dan beragam.
8.       Sering jalan-jalan sendiri kayak anak hilang
Jalan-jalan ke tempat baru, naik turun angkutan sambil menikmati jalanan adalah salah satu favorit saya. Dan waktu malam hari saya lagi pusing di kosan, maka obatnya sederhana. Pasang headset, pakai jaket, jalan sendiri sambil mengamati kesibukan orang. 

9.       Moody
Ini kebiasaan buruk yang ingin banget saya hilangkan. Mood saya benar-benar bisa berubah dalam sekejap kayak roller coster. Kadang hanya karena hal kecil, kadang bahkan tanpa alasan apapun. Saya masih berjuang keras untuk hal yang satu ini.
10.   Suka ngasih kejutan dan menerima kejutan
Siapa sih yang ga suka kejutan?? Bagi saya, kejutan ga mesti dikasih barang bagus. Sebuah sms bernada perhatian, sepucuk surat berisi satu kalimat, sebuah kiriman puisi, hal-hal sederhana seperti itu adalah favorit saya.
11.   No sepatu = 39
Saya lagi pengen sepatu baru. Jadi klo ada yang mau beliin, saya udah kasih tahu nomor sepatu saya ya?? Hahahaha sumpah yang satu ini ramdom banget #abaikan abaikan

Selanjutnya untuk jawaban pertanyaan yang dikasih sama silvianapple :
1.       Karena jujur itu hebat plus seksi, jadi, pernah bikin janji apa aja sih selama 2012?
 Wisuda dengan IP cumlaude, bisa mainin minimal 1 alat musik,  lanjutin hafalan qur’an,
2.       Terus, udah berapa yang dilakuin sama yang belum sampai saat ini?
Wisuda dengan IP cumlaude = Alhamdulillah, done !
bisa mainin minimal 1 alat musik= mutung di tengah jalan huhu
lanjutin hafalan qur’an = walau tertatih, Insya Allah on progress
3.       Kamu suka make jam tangan gak? Kenapa suka dan kenapa enggak?
Suka. Jam tangan adalah salah satu aksesori yang hampir ga pernah lupa saya pakai klo pergi keluar. Saya punya kebiasaan berangkat lebih awal ke sebuah tempat janjian, atau perkuliahan. Dan saya senang memperhatikan kebiasaan orang-orang, si A datang jam sekian  dengan gaya santai, si B biasanya datang jam sekian dengan tergopoh-gopoh, Si C datang jam sekian dengan tampang panik, dll. Saya bukan orang yang terlalu disiplin dan mendewakan waktu, hanya saja dengan menggunakan jam tangan saya bisa tahu apa yang harus saya lakukan di jam dan menit ke sekian.
4.       Dalam hidup kalian, kalian tipe orang yang suka ngritik aja atau ngritik dan kasih penyelesaian? Kenapa?
Tidak keduanya. Saya bukan orang yang dengan nyaman mudah menyampaikan sesuatu yang tidak saya setujui pada orang lain. Saya biasanya ngasih kritik atau nasehat bila diminta saja.
5.       Kalau boleh tahu, apa sih arti keluarga buat kalian?
Keluarga adalah “rumah”buat saya. Tempat saya pulang kapan pun dan dalam kondisi apapun. Saya punya berbagai komunitas pertemanan yang berbeda-beda. Teman-teman SMP saya berbeda dengan teman SMA, apalagi di perkuliahan. Ada saat saya teramat sangat dekat dengan teman-teman, hidup dikelilingi mereka 24 jam. Tapi kemudian, ketika beberapa saat berlalu, lingkaran itu akan berubah lagi seiring berkembangnya waktu dan arah hidup. Dan dibanding itu semua, keluarga tetap menjadi rumah saya. Tempat pertama saya menggapaikan tangan bila saya butuh sesuatu, tempat pertama saya bersandar bila saya butuh ditopang.
 6.       Kasih tahu dong, lagu apa sih yang mengintepretasikan diri kalian?
Untuk Dikenang ~ Jikustik. Kenapa? Saya juga gak tahu hahaha saya merasa klop aja sama lagu ini.
7.       Y (pendapatan) = C (konsumsi) + I (investasi), dari jatah uang jajan yang dipunya, kalian sebulan nabung berapa sih?
5 % ?? tapi tabungan saya biasanya hanya bertahan 3-6 bulan, pada akhirnya digunakan untuk sesuatu yang ingin saya beli hahaha. Ok, mulai saat ini harus mulai mikir investasi jangka panjang.
8.       Sampai di usia ini, udah pernah bikin karya apa?
Susah jawab yang satu ini ~~~~ tapi karena kata “karya” bukan hal eksak yang bisa diperbandingkan, menurut saya standar karya yang dipikirkan tiap orang bisa berbeda-beda. Bagi saya, melihat senyum dan air mata bahagia orang tua waktu melihat anaknya naik ke podium adalah salah satu karya yang bisa saya capai.
9.       Kalau punya waktu luang, biasanya dipake buat apa?
Nulis-nulis ga jelas, utak atik laptop, nonton ulang dorama atau reality show yang udah puluhan kali ditonton,  tidur.
10.   Film apa aja yang udah pernah kalian tonton sampai detik ini ? recomendin dong, saya juga pengen liat. Hehe
Saya ga terlalu update masalah perfilm-an, lebih banyak nonton dorama hehe. Saya suka nonton film, tapi biasanya yang mesti direkomendasikan teman atau siapapun. Saya ga suka nonton film yang belum direview atau dikasih rekomendasi dari orang lain, kapok !! -,-“
Soal film sebenarnya saya ga milih-milih,terserah genre apa dan negara mana, asal menghibur, bisa bikin nangis, dan aman di mata hahaha. Terakhir ke bioskop saya nonton Life of Pi, lumayan bagus ceritanya, efeknya kereeen. Saya juga suka film2 penuh pesan moral seperti  3 idiot dan Taare Zamen Paar (disleksia). Film Animasi juga, beberapa favorit saya adalah Up, Madagascar, dan Ice Age. Dan yang terakhir Film kartun jepang yang judulnya “Spirited away”, saya suka film ini, sederhana.
11.   Kasih saran ya, saya harus gimana biar blog makin cantik?
#liat blog sendiri yang penuh sarang laba-laba hahaha. Untuk pertanyaan ini, saya ga bisa kasih komen banyak, saya masih pemula sekali di dunia blogger. Ga ngerti masalah utak-atik tampilan blog.  Saya sih sebagai pembaca, lebih suka blog yang sederhana tapi banyak tulisan yang bisa dinikmati ~_~

Fiuhhhhh nah tahap selanjutnya….. Bikin 11 pertanyaan buat orang-orang yang akan dinominasikan berikutnya. Dan setelah bikin pertanyaan ini, saya baru menyadari satu hal, Lebih enak jadi murid yang cuman jawab pertanyaan (apalagi pilihan ganda) dibanding guru yang bikin soal hahaha.
Nah, ini dia pertanyaannya (maaf klo gak jelas semua gini pertanyaannya) :  

1.       Lebih suka tahu atau tempe? Kenapa? (p/s : maafkan ke-absurd-an ini, pertanyaan berikutnya lebih waras kok, saya janji)
2.        Hal-hal apa yang bisa bikin anda senang atau bahagia?
3.       Kebiasaan orang lain yang kalian ga suka atau merasa terganggu ketika melihatnya? (contoh, meludah sembarangan, ngupil sembarangan, dll)
4.       Apa yang kalian lakukan untuk mengembalikan mood klo sedang suntuk ?
5.       Lebih mudah mana,  membenci yang kalian suka atau menyukai yang kalian benci?
6.       Suka genre musik apa?
7.       Buku  apa yang menurut kalian bagus, mind blowing, life changing? Ga mesti harus baca kok, dengar-dengar kata teman mungkin ^_^
8.       Hijau atau biru? Kenapa?
9.       Pantai atau gunung ? kenapa?
10.   Ada ga orang yang paling berharga/ mengubah hidup kalian selain orang tua ? siapa? Kenapa?
Yang terakhir nih..
11.   Saya nyebelin ga? Hahaha

OK, sebenarnya saya sempat mikir lama untuk meneruskan award ini, soalnya saya belum terlalu banyak teman blogger, palingan ga habis dihitung jari sama sebelah tangan doang. Pertimbangan kedua, sepertinya orang-orang yang bakalan saya tag lagi pada sibuk, ada kegiatan lain. Tapi setelah dipikir-pikir, saya nekat tag aja deh, ga apa-apa di tulisnya entar-entar, minggu depan bisa, bulan depan bisa, tahun depan juga ga apa-apa hahahaha.
Dan orang-orang yang beruntung adalah : yip2, din-chan, Ndy sama deasy hahaha
A/n : bagi siapapun yang betah dan baca tulisan ini sampai habis, saya ucapkan selamat karena anda telah berhasil menjadi orang yang sabar dengan membaca tulisan panjang berisi 1. 790 kata ini, CONGRATS.
Udah dulu ya.. Malam Minna-san (^_^)/~