“Mengapa kau disini?”
si lelaki bertanya bingung, terkejut, tapi tak dapat menyembunyikan
binar bahagia yang terpancar dari hitam bola matanya
Si gadis hanya diam, melanjutkan apa yang tadinya ia
lakukan. Berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tak menunjukkan perhatian dalam
bentuk apa pun. Dan ruang itu kembali jatuh dalam keheningan.
Tatkala si gadis
beranjak ke tempat lain,mempersiapkan hal lain untuk diselesaikan, terdengar
bunyi barang pecah dan rintih mengaduh. Tergopoh ia kembali ke ruang putih itu
dan menemukan si lelaki terduduk di lantai
“Bodoh ! kau pikir kau ini superman yang langsung bisa
bergerak kesana kemari dengan perban di sekujur tubuhmu?”
Si lelaki bungkam, memandang
si gadis yang susah payah menahan diri untuk tak berkata apa-apa lagi.
“Katakan, apakah kau disini karena alasan profesionalisme
atau alasan pribadi?”
si lelaki bertanya, mencoba membaca gurat muka wanita
yang berdiri di depannya. Ia harap si gadis akan tergeragap, butuh beberapa waktu
untuk menjawab. Sayangnya si gadis menjawab dengan cepat, bahkan hanya
sepersekian detik setelah ia selesai bertanya.
“Aku kesini hanya
karena hal ini berhubungan dengan bagian dari tugasku.” Dingin dan tegas.
Lalu ruang itu kembali hening.
Tapi setidaknya mereka tahu,
tak satu pun dari mereka berdua yang percaya akan kata-kata si gadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar