Rinduku padamu seperti rindu pohon jati pada hujan pertama
di bulan Oktober
Kangenku padamu seperti kangen riak air sungai yang tak
sabar bertemu muara
Bahagiaku melihatmu seperti bahagia seorang bocah kecil yang
diberi uang saku tiga kali lipat, ditambah bekal es krim dan donat
Senangku bertemu denganmu seperti senang seorang tua di
panti jompo yang tiba-tiba dikunjungi keluarganya.
Aneh, susah dimengerti. Tapi begitulah
Karena sampai kapan pun logika tak akan pernah mengerti
jalannya hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar