Rabu, 10 Juni 2015

siang


Selamat siang, kamu
Siang ini hujan tak menyapa seperti hari kemarin
Terik tetap bertahta sempurna bahkan hinggga kumandang ashar terdengar sayup di gedung berlantai 13 ini

Selamat siang, kamu
Siang ini tak ada suaramu yang menemani waktuku menghabiskan santap siang sambil berkencan dengan layar monitor
Yang terdengar hanya ketak-ketik suara keyboard ditekan yang tak kunjung berhenti, dari sudut sini, dari arah sana
Tanda mungkin hari ini sibuk sedang berkunjung pada kami,
Dan sepertinya aku kembali terlambat untuk mendengarkan suaramu malam ini

Selamat siang, kamu
Siang ini aku sedang menikmati sebuah pie coklat, mengingatkanku pada karya sederhanamu.
Ketika orang lain menyiapkan menu yang sedikit rumit dan sepertinya jauh lebih terasa enak, dan kau hanya tersenyum-senyum menyediakan pie coklat yang dilelehkan dengan microwave hahaha

Entahlah, terkadang kau teguh dan dingin seperti beringin tinggi
Tapi di kali lain kau tak lebih seperti kaktus imut yang biasa ditaruh untuk pemanis meja.

Kamu, dan dengan segala anomali pada dirimu
Kamu, dan segala ketidaksempurnaan yang entah kenapa membutakan
Kamu, dengan segala kemampuan mengubah hal kubenci menjadi (setidaknya) menerima (jika itu kamu)


Ah, kamu, 
selamat siang...