Sabtu, 29 Oktober 2011

jumpa

kemarin, diberi kesempatan bertemu dengan salah seorang sahabat dekat semasa SMA.
dia datang jauh-jauh dari kota padang ke jakarta dalam rangka presentasi karya tulisnya tentang Islamic Science yang masuk 5 besar nasional, yang diselenggarakan oleh FMIPA UI.
bertemu dengannya yang telah banyak berubah membuatku semakin salut sembari terus berpikir, betapa waktu telah berlalu begitu lama. walau hanya sempat bertemu dan bercakap sebentar, setidaknya 3 jam itu bernilai pahala sebagai bagian dari silaturahim.
setelah kupikir-pikir lagi, rasanya aku semakin menyadari,
betapa jauh aku telah tertinggal....

Jumat, 21 Oktober 2011

kyo wa kin yobi desu
























pertemuan

ini tentang seorang teman, yang tadinya hanya sekedar teman,
namun rasanya kini tak salah jika saya sebut sebagai sahabat, atau mungkin saudara.
bermula dari dua tahun lalu di sebuah mesjid, Allah tetapkan ia menjadi saudari dalam perjalanan ini,
mencoba mengenal yang sama sekali tak pernah berjumpa,
walau saat itu ia tak hadir, tapi namanya sudah tercatat dalam daftar anggota keluarga kami.
beberapa bulan setelah itu, takdir mempertemukan kami kembali dalam sebuah ruangan 8 x 8 meter itu.
hari-hari selanjutnya, tak tahu bagaimana awalnya, tapi semakin lama,
jarak antara kami semakin mengerucut.
entah siapa yang memulai, tapi kami akhirnya tahu bahwa kami memiliki kecendrungan yang sama,
menyukai hal-hal yang mungkin tak semua dari komunitas itu setujui.
tak ada yang salah kurasa, karena semua ini hanya sebatas hobi dan kesenangan.
hingga akhirnya, setahun berlalu dan kami tak lagi bertemu di ruangan itu.

minggu pertama, kami bertemu, bersama anggota keluarga lainnya,
hanya pertemuan ringan, tentang rindu dan kisah yang terlewat oleh waktu.
minggu kedua, kali ini keluarga kami mulai membahas sesuatu yang lebih serius,
topik yang tidak terlalu berat sebenarnya, tapi memang perlu untuk kami pahami bersama,
sayangnya, ia tak datang, bahkan hingga akhir aku menunggu, tetap tak muncul hadirnya,
tanpa berita apapun padaku.
minggu ketiga, sedikit demi sedikit keluarga kami membahas hal yang serius dan penting, masih berhubungan dengan masalah minggu lalu sebenarnya.
satu jam berlalu, ia belum datang. hingga akhirnya pemimpin keluarga kami memberitahu bahwa ia mengahdiri pertemuan lain yang tak bisa ditinggalakan, dan dari waktu yang ia beritahu, mustahil ia bisa hadir karena pertemuan itu memakan waktu hampir 3 jam, sedangkan pertemauan keluarga kami juga kira2 berkisar sama dengan waktu itu. tak bertemu dengannya lagi, pikirku,
hingga kemudian, hampir dua jam setelah pertemuan dimulai, saat sedang rehat sejenak,
ia datang dengan tersenyum. jujur, aku terkejut, ia menempuh jarak yang cukup jauh untuk berjalan kaki dengan kondisi hari yang beranjak gelap, sendirian, dan ia tetap datang.
aku tersenyum, karena semakin menyadari, sedikit demi sedikit, kami semakin cinta dengan keluarga ini.

Minggu, 16 Oktober 2011

secuil ingatan

maaf, karena tiba-tiba mengingat kalian.
maaf, sepertinya kegalauan ini tiada berkesudahan hahaha
jadi biarkan  aku mengobati sedikit rasa rindu bertemu kalian dengan foto2 ini ya... :)
miss U all





*our first (or second??) gathering.. full of funny moment, thanks for the monkey doll.. :)




 *just before we took the bus (in july, I guess.. )



*a beatiful beach... thanks for choose the quiet and comfotable villa...


*a romantic sunsest... hahaha




*a wonderful night with you all...

*there are so many things can make us laugh, aren't there?


thanks for being a part of my life...

gomen

to have someone worried about you,
is it somehow make you happy?
or just bring a nuissance for your live?
I don't know,
but for now, please give me some times
sorry, can you just leave me alone???

 

Jumat, 14 Oktober 2011

yang ketiga

bagimu ini luka
tentang sakit dan pedih yang mengaduh
bagiku ini suka
tentang sayang dan peduli yang membuncah

bagimu ini dongeng
pengantar tidur dengan ceritanya yang usang
bagiku ini musik
pengiring hidup dengan ketukannya yang riang

bagimu ini racun
yang bisa membunuh dengan sekali teguk
bagiku ini madu
yang menawar dahaga hanya dengan satu tetes

bagimu rumput ini sampah
yang kau injak penuh benci dan kau buang ke kali
bagiku rumput  ini harta
yang kujaga tiap waktu dan kusimpan erat dalam selipan buku

bagimu kisah ini rendah
layaknya roman picisan yang tak pantas dibaca
bagiku kisah ini indah
layaknya cerita cinta yang tak sanggup kulupa

tapi setidaknya, kita masih sependapat
bahwa hati ini terlalu sepi
jika hanya kita tempati berdua

selintas memori

malam ini hujan, lagi, tak jauh berbeda dengan malam-malam lainnya
tapi malam ini, ada yang berbeda, karena tiba-tiba saja aku teringat padamu
rasanya masih terekam di jelas di ingatanku, bagaimana pertama kali kita bertemu 
saat itu, dengan langkah setengah hati aku menaiki tangga, bersiap masuk ke tembok baru yang akan membuat duniaku semakin mengecil lagi.

kecil? ah,rasanya tidak juga. hampa, mungkin iya. aku masuk dengan langkah enggan, mengangguk takzim yang lebih tepatnya takut. tapi belum sepenuhnya badanku ditelan pintu itu, kau dengan ramah menyapa, senyummu yang terkembang terasa cukup silau bagiku, yang tlah lama terkungkung dalam dunia tanpa cahaya.

hari itu, aku langsung tahu, bahwa 2 bulan ke depan, hanya akan menjadi waktu yang singkat karena keberadaanmu. pelan-pelan, aku mulai merasa sedikit demi sedikit duniaku meluas, tak lagi sekedar dalam kamar gelap yang terasa sangat nyaman bagiku, namun kini, bergeser ke dunia yang lebih terang, mulai banyak cahaya, karena kau. karena senyummu.

aku selalu berangkat pagi, karena memang aku menikmati perjalanan ke tempat itu dalam kondisi sepi, masih sejuk, belum banyak angkot dan kendaraan lain yang antri di lampu merah dan saling klakson tiada henti. aku senang, aku selalu menikmati sensasi ketika berdiri seorang diri di depan tempat tempat itu, manatapnya dengan berbagai rasa yang tak bisa kuungkapkan. bukan karena kuingin berahasia denganmu, tidak. tapi karena memang aku tak paham.

aku menikmati berjalan selangkah selangkah menaiki tangga itu, senang selalu menyelusup dalam hatiku ketika kudengar tangga itu berderak, senang rasanya menikmati semua itu seorang diri, seolah semua hanya ditujukan untukku. lalu perlahan, kutarik gagang pintu, dan tiba-tiba wajahku ditampar rasa sejuk yang lain, berbeda dengan sejuk pagi yang kusuka, karena memang ianya berasal dari pendingin ruangan yang selalu kau hidupkan setelah kau selesai sholat subuh. aku senang, bisa menikmati ruangan kosong seorang diri, bebas memilih tempat duduk yang kuinginkan, baris kedua, pojok kanan dekat tembok tempat favoritku. kenapa?? alasannya sederhana saja, akutidak senang duduk di depan, karena ku pasti harus menanggapi semua perkataaan orang yang berdiri di depan dan tak bebas menikmati duniaku, selain itu, aku suka tempat ini karena aku bisa memandang keluar, dan tahu siapa saja yang keluar masuk, ah, dan bila beruntung, mungkin aku bisa melihatmu ketika sedang lewat hahaha

aku duduk sendiri, menikmati sepinya pagi, menikmati alunan musik yang kalian putar dengan lembut ke semua ruangan. lalu perlahan kurasakan hadirmu, bukan dari sosokmu yang langsung hadir di depanku. tapi dari bau khas parfummu dan derak tangga dari langkahmua yang teratur. dan aku tersenyum, karena tahu bahwa kau ada disini, walau aku tak melihat wujudmu.

hal yang paling membuatku ingat padamu adalah, kata-katamu yang selalu membesarkan hati. kata-katamu yang seolah mampu membuatku yakin bahwa tak ada yang tak bisa kulakukan, membuatku yakin bahwa banyak hal indah di dunia ini yang harus dinikmati, membuatku percaya bahwa diri ini begitu spesial.

dan pada akhirnya, kini kuberdiri di sini, ratusan kilo dari tempatmu berdiri. semua hanya karenamu, karena kata dan senyummu . karena hadir dan lakumu.

terimakasih telah hadir dalam hidupku,
terimakasih telah meramaikan sepinya duniaku,
terimakasih tlah mengajarkanku arti persahabatan, ketulusan cinta, dan keikhlasan
 

tetaplah begitu,tetaplah menjadi tanah tempatku berpijak,
tetaplah menjadi tongkat alatku tuk menapak,
dan tetaplah menjadi mentari untuk mereka, yang terperangkap dalam kelamnya dunia...
Ah... mungkin terlalu banyak yang ingin kusampaikan. tapi semua hanya terangkum dalam tiga kata.
AKU RINDU PADAMU. 

*untuk seorang sahabat yang amat berjasa, suatu anugrah tiada terkira dapat bertemu dan mengambil banyak hikmah darimu.. tapi aku bingung, satu tanya yang hendak kuucap, "dimanakah engkau kini?"


bintaro, 24 november 2010. 22: 24

Rabu, 12 Oktober 2011

MAICIH

pernah dengar kata ini?
well, belakangan kelasku lagi heboh karena ada seorang teman yang jualan maicih dan memasarkannya di kelas. awalnya aku bingung, apa itu maicih? (mengingat namanya yang cukup aneh), hingga kemudian iia membawa contoh barangnya ke kelas, barulah aku "ngeh". "oh.. ini toh maicih itu..." awalnya aku berpikir, maicih ini sama saja dengan keripik singkong biasa sebangsa "kriuk"-an dan teman-temannya, ternyata memang berbeda.

keripik maicih ini sering pula disebut dengan keripik setan, karena rasanya yang pedas.
info resmi dari official websitenya :
"Keripik Maicih atau yang disebut juga sebagai 'Keripik Setan' adalah salah satu ikon makanan yang saat ini sedang digandrungi di kota Bandung. Sebenarnya keberadaan Keripik Maicih bukanlah tergolong baru. Seperti penuturan sosok dibalik kesuksesan Maicih, Reza Nurhilman atau yang akrab disapa Axl, awal dia menemukan resep keripik pedas berbahan dasar singkong ini bermula dari petemuannya dengan seorang nenek 3 tahun silam.
#maicih berdiri pada pertengahan tahun 2010 di Bandung tepatnya tanggal 29 Juni. Didirikan oleh pria kelahiran 29 September 1987 bernama Reza Nurhilman yang akrab disapa AXL29.
Axl, pemilik dari Keripik Maicih ini menemukan resep Keripik Lada pedas dari seorang nenek-nenek. Seperti yg diutarakannya di DetikBandung, "Saya bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek,red) yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak"."

 
 Sontak saja, belum genap setahun Maicih berada di pasaran, keberadaannya sudah menjadi perbincangan banyak orang, terutama di Bandung. Kebanyakan dari mereka penasaran seperti apa pedasnya dari keripik singkong pedas ini. Dan jika anda telah mencobanya, anda akan dibuatnya merasa ketagihan dengan pedasnya camilan ini.  tingkat kepedasannya sendiri ada 10 level, di mana semakin tinggi level, makin pedas rasanya. yang paling banyak digemari adalah level 3-5 karena masih cukup normal untuk dikonsumsi (walau sebenarnya sudah bikin sakit perut). untuk yang level 10 adalah level 'dewa' dengan tingkat kepedasan yang luar biasa, hingga beberapa teman mengatakan bahwa maicih ini memiliki fungsi lain sebagai obat pencahar. maicih level 10 ini limited edition, karena hanya diproduksi dengan jumlah tertentu saja.

  Ada yang unik dalam pemasaran Maicih ini selain pedasnya keripiknya. Ada beberapa istilah-istilah yang digunakan untuk berkomunikasi ke pelanggannya. Seperti Emak(nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan cucu untuk konsumennya. Jendral untuk reseller. 'Icihers' sebutan gaul penggemar Maicih. Ataupun istilah 'tericih-icih', untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.


sudah pernah makan maicih??

missing you

until two months ago, I never walk alone.
there always be the two of you by my side.
when I come in the morning, you smile at me
waiting me in front of the door
we will talk all about our day
happines, sadness, dissappointed, anger, agony, whatever they are..
we still talk them out
ofcourse, there are many time we make our own world, the three of us,
sometimes we don't pay attention to others, just laugh and laugh and laugh again
there are so many laugh I spent with you, so many that make me miss it that much now
we laugh at other, but there are more times we laugh at ourself
when it time to go home,
there always you waiting for me,
waiting me to tidy up my bag, and then we will walk together
in the same path, even our way home is not exactly same, or should I say it is different?
but still, we laugh again and have a lot of fun
thanks for all of yours time and attention, thanks for the happines you brought
'cos now, it relly make me realize
that walking alone is really hard

 

harapan

living up to the high expectation is exhausting.
but, to have not anything expected of you, is way depressing

 

Selasa, 11 Oktober 2011

etika vs etiket

kuliah etika profesi siang ini;

"ETIKA vs ETIKET"

kedua kata di atas cenderung hampir sama, mirip dalam pelafalannya, tak jauh beda dari maknanya, pun seringkali dianggap sama oleh kebanyakan orang.
padahal, etika dan etiket itu ternyata tak sama.


pertama, dari segi makna. etika merupakan suatu kebiasaan, adat istiadat yang biasa dilakukan dan diterima oleh semua orang di suatu tempat. atau secara ringkas, etika adalah perbuatan itu sendiri. sedangkan etiket, merupakan cara seseorang dalam beretika. sebagai contoh, menghormati orang tua merupakan etika, namun mencium tangan orang tua adalah etiket, cara untuk mengungkapkan etika tersebut. dan seringkali, etiket di suatu daerah atau bahkan keluarga berbeda dengan etiket di tempat lainnya.



kedua, dari segi penerapannya. etika diterapkan baik kita sendirian maupun dalam pergaulan. sedangkan etiket diterapkan hanya dalam pergaulan saja.sebagai contoh, ketika seorang menguap pada saat bersama teman atau rekan, orang tsb akan menutup mulutnya dengan tangan dan berusaha untuk menguap sesopan mungkin. namun terkadang bila sendiri, orang tsb menguap tanpa menutup mulutnya dengan tangan. orang yang menutup mulutnya dengan tangan hanya ketika ada orang lain disebut sebagai orang yang beretiket namun tidak beretika.


ketiga, dari segi sifatnya. etika bersifat absolut-relatif, artinya dapat berubah namun butuh waktu yang sangat lama. sedangkan etiket bersifat relatif, berubahnya lebih cepat dibandingkan dengan etika.


keempat, dari segi alasan untuk menerapkan. etika berdasarkan batiniah, artinya, etika tsb memang diyakini secara tulus dalam hati dan tetap dipertahankan walau ada orang yang menentang. misalnya kejujuran. sedangkan etiket berdasarkan lahiriah, artinya, orang yang memiliki etiket tertentu, belum tentu meyakini apa alasan ia melakukan hal tersebut, karena terkadang, etiket dilakukan hanya agar dapat diterima oleh orang lain di pergaulannya.


lalu, manakah yang lebih penting di antara kedua hal tersebut?
keduanya sama penting, karena keduanya tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
orang yang punya etika tapi tidak punya etiket akan dipandang tidak sopan dan kurang diterima lingkungannya. contohnya : seorang pegawai yang jujur yang ingin mengungkapkan setiap ketidakbenaran yang ia temukan. namun caranya mengungkapkan hal tersebut adalah dengan membentak atau menghina dan membuka aib orang lain di depan umum. walau mungkin apa yang dikatakan benar, tapi karena caranya yang tidak pas, hal itu justru berujung buruk.
sebaliknya, orang yang beretiket tapi tak beretika mungkin dipandang sopan, namun jika keburukannya diketahui, maka orang akan menganggapnya sebagai orang jahat atau orang yang memiliki kesalahan. contohnya : seorang pegawai yang terkenal sopan (etiket), namun kemudian diketahui bahwa ternyata ia menggelapkan uang kantor. maka orang akan langsung men-judge bahwa orang tersebut salah karena tidak memiliki etika.


waktu habis, kuliah berakhir, dan pertanyaan hari ini:
sudahkan kita memiliki etika dan etiket?






Minggu, 09 Oktober 2011

warna

setiap orang punya warna yang berbeda..
sebuah identitas yang tak kan bisa di tiru oleh yang lain
aku bersyukur..
bertemu dengan mereka yang memberikan celupan-celupan warna yang begitu indah,,,
memberikan lebih banyak warna dalam hidupku,
namun tentu, tetap sejalan dalam keseragaman

kini di tempat baru, ku temukan warna lain
warna yang berbeda dan belum kukenal
ingin menebarkan semarak warna ini pada mereka
tapi apa mereka bisa melihat??
aku ingin berbagi, membawa lebih banyak warna baru..
tapi tanpa kusadar,
sedikit demi sedikit,
agaknya aku yang ter-warna..

Selasa, 04 Oktober 2011

look at me

tidakkah kau lihat?
kuncup bunga sedikit demi sedikit mulai merebak, mekar dengan pongahnya
tidakkah kau dengar?
angin kini berhembus perlahan, seolah mengingatkanmu
tenanglah, kau tak sendiri...
tidakkah kau cium?
bau khas rumput basah pagi ini, tampak indah dengan gelantung embun di ujungnya
tidakkah kau ingat?
di tempat ini, tiga tahun lalu,
kau,aku, dia, dan mereka
duduk melingkar, mengamati gerak awan dan tarian pohon
berlari bebas, membiarkan kaki menikmati rumput dan tanah yang basah oleh hujan barusan
tidakkah kau rindu?
saat kau, aku, dia, dan mereka tertawa bersama
terkadang menertawakan orang lain,
tapi lebih sering kita menertawakan diri sendiri

ah, dan sekarang,
mengapa kau masih saja melihat ke arah yang salah?

Sabtu, 01 Oktober 2011

weekend

weekend pertama setelah minggu kuliah dimulai. dan untungnya  pagi ini diawali dengan sms si kapten tentang tugas dari salah seorang dosen dengan deadline 3 hari lagi :)
itu tugas kelompok sebenarnya, dan fakta itu yang semakin membuatku khawatir.
aku bukan orang yang mudah berkoordinasi dan dengan lugas dapat menyampaikan pendapatku pada orang lain. itu masalahnya. apalagi di kelompokku aku hanya perempuan sendiri. dan tentu, karena ini kelas baru, aku belum tahu dan belum paham seperti apa karakter teman sekelompokku yang sekarang. apakah mereka orang yang berinisiatif atau hanya menunggu perintah? orang yang banyak pendapat atau hanya sekedar manggut-manggut ikut keputusan mayoritas? hmmphh aku belum tahu. dan sebagai seorang pemikir tak berujung, hal itu semakin membuatku tak tenang.
fakta bahwa beberapa dosen kami terkenal dengan sifatnya yang sangat objektif membuatku cukup khawatir (ahh setelah kusadari, ternyata banyak sekali hal yang kukhawatirkan, ne?).
tapi pagi ini, ketika kulihat status seorang teman, itu membuatku tersenyum dan merasa, "ah, ya ! kenapa aku tak mencoba berpikir dengan sudut pandang itu?" terimakasih sudah memberi pencerahan pagi ini :)


"semester ini dosen gua objektif semua.
syukurlah, itu berarti TUHAN tau kalo gua mampu."