Selasa, 05 Maret 2013

Tuhan Sembilan Senti

Kemarin malam, sempat bertemu dan berbincang dengan teman lama. Seorang mahasiswa jurusan kimia yang selalu mengejutkan saya dengan pendapat-pendapat brilian dan pemikirannya yang selalu jauh ke depan. Malam itu, pembicaraan kami beralih membahas tentang sastra dan kepenulisan. Dan sampailah topik ini pada puisi "Tuhan sembilan Senti"-nya Taufik Ismail. Tiba-tiba saya kepikiran dengan kebiasaan si teman. Iseng, saya nyeletuk,
"Tahu gak sih? aku tuh selalu penasaran tentang satu hal"
"Apa?" tanyanya.
"Siapapun yang kenal kamu pasti kagum sama santun sikap dan cara pikirmu. tapi sampai saat ini aku selalu bingung, kenapa orang se-intelek dan secerdas dirimu gak pernah bisa pisah dari rokok?"
Dia tersenyum, menoleh sejenak lalu berkata,
"Kita semua perokok, Za..."
Hah?? waktu itu saya hanya berpikir bahwa saya sedang salah dengar.
Dia tersenyum, mengambil kotak rokok dari saku kiri kemejanya. mengamati kotak berwarna merah itu, lalu melanjutkan,
"Kita semua perokok, hanya saja jenis rokok yang kita pakai berbeda. Percaya atau tidak, hampir semua orang memiliki ketergantungan masing-masing, bisa berwujud benda, makanan, sosok seseorang, atau sesuatu yang lain. Everybody addict to something, you may don't realize it yet."
kotak rokok itu ia masukkan kembali ke saku, tersenyum, dan berkata,
"We are all smokers, the difference is just about the cigarettes we smoke."

Dan, saya terdiam....

Sebenarnya saat itu banyak hal berkecamuk di otak. Banyak teori ini-itu yang ingin saya sampaikan. tentang perokok pasif, tentang kanker dan ancaman lain di label bungkus rokok, tentang angka kriminalitas, dan tentang-tentang yang lain. Tapi setelah merenung sejenak, kini saya berpikir bahwa diam mungkin bukan pilihan yang buruk.


2 komentar:

  1. "Indonesia adalah surga paling ramah bagi perokok"- puisi ini bener banget, bahkan di rumah sakitpun orang merokok, dan aku jg bingung kok msh aja y org2 yg pinter, s3 msh aja suka merokok. Addiction is a mystery, maybe. Dan kita yang jadi korban nih, perokok pasif.

    BalasHapus
  2. Iya... Bener banget.
    kita duduk di dekat orang yang saling menularkan virus HIV, tapi kita tidak ketularan. Kita duduk dalam jarak 3 meter dari seorang yang merokok, kita ketularan penyakitnya.
    "addiction is a mystery" --> SETUJU !!!

    BalasHapus