Bismillahirrahmanirrahim ,,,
Hmmm ,,, entah kenapa malam ini merasa rindu ke sebuah nama
yang menjadikan hidupku terasa semakin indah. Nama yang begitu melekat dalam
hidupku selama bertahun-tahun, bahkan hingga sampai detik ini. Nama yang begitu indah,
nama yang bukan sekedar nama, nama itu menjelma dalam sebuah bangunan indah
sederhana, menjelma menjadi ikatan ukhuwah yang begitu erat, menjelma menjadi
apa saja yang mengantarkanku pada indahnya Islam.
Rasanya baru kemarin
ayah dan ibuku mengantarkanku ke penjara suci ini. Berbekal sebuah peti besar
dan beberapa helai pakaian, lengkap sudah aku menjadi penghuni penjara ini,
penjara suci. Awalnya, terasa berat, sangat berat malah. Haruskah aku anak yang
baru saja lulus Sekolah Dasar (SD) ada disini ??? mencuci pakaian sendiri,
menyetrika sendiri, atau hal lainnya yang menurutku masih butuh bantuan ibu.
Bahkan makan saja terasa berat untukku, menghabiskan nasi dan lauk yang tidak
ku sukai lengkap dengan sayur yang cukup ku benci. Hmmm, cukup menjadi alasan
air mataku untuk terus mengalir menghabiskan menu makan di asrama, apalagi ada
terong, ,,, masih bisa ku bayangkan buliran air mata yang menemaniku dan
beberapa gelas air di tanganku untuk menahan benda itu tidak keluar dari
mulutku, sebelum kakak asrama berteriak ,,,
“ angkat piring masing-masing …! “,
saya harap piringku sudah bersih dari nasi dkk, kalau tidak, hmmm siap-siap
saja bercengkrama dengan rumput di belakang asrama. Cabut rumput.
Asramaku terdiri dari beberapa bangunan utama, satu
bangunan Mesjid “ Siti Maryam Lubis “, 3 buah asrama putra dan 3 buah asrama
putri masing-masing berlantai 2 yang tidak terlalu jauh jaraknya, 6 buah rumah
guru, 2 gedung sekolah berlantai 2, satu buah aula berlantai 3, satu buah dapur
umum.
Asramaku berdekatan dengan sekolah, hanya selangkah saja
ditambah beberapa langkah, insyaAllah sampai tujuan. Inilah penjara suciku,
dari jarak beberapa meter aku bisa melihat aktivitas orang di luar gerbang
sekolah, hanya saja melangkahkan kaki satu langkah saja merupakan larangan besar di penjara suci ini, jika tanpa izin.
Walau pun hanya untuk membeli makanan di warung depan gerbang. Untuk minta izin
perlu proses yang cukup lama, dengan senjata sepucuk surat izin, pena, wajah
memelas, kata-kata bertuah ,,, moga berhasil mendapatkan tanda tangan Pj
Perizinan dengan menjawab beberapa pertanyaan seputar sebab perizinan.
Huffffffff ,,, tidak cukup mudah keluar dari penjara suci ini, baik untuk
keluar hanya unutk membeli makanan atau pun keluar dari pendidikan di sekolah
ini, dan tidak cukup mudah menjadi
penghuni penjara ini, melewati beberapa tes dengan system gugur.
Peraturan di asramaku memang unik, tapi peraturan dibuat
untuk dilanggar ,,,
# beberapa orang
putri keluar gerbang asrama ba’da subuh,masih lengkap dengan mukena untuk
membeli lontong di depan sekolah. Cukup tragis, tapi itu belum apa-apa, masih
ada beberapa orang putri membeli gorengan dari atap sekolah. Subhanallah ,,,
dan beberapa dari mereka mungkin salah satunya saya.hmm ,,,
Asramaku rajin ibadah ,,,
“ putri-putri shalihat, bangun ,,, sudah subuh ,,, “
Suara ini cukup akrab di telinga anak-anak putri, suara dari
pak T#to. suara lembut yang jarang berhasil menyadarkan dari mimpi panjang.
“ putri ,,, bangun, sudah subuh ,,,” sambil mengetuk pintu
asrama.
Ini juga cukup sering terdengar. Suara dari pak Aw#l. Yang
sebelumnya suara orang Jawa, yang ini orang Padang, cukup berhasil walau tidak
mencapai 50%, sebelum suara ,,,
“ teng ,,, teng ,,, “
Perpaduan suara tongkat ustd Ed# dengan lengan tangga asrama cukup manjur
membuat anak-anak putri lari dari tempat tidur masing-masing, bahkan ada yang
lompat dari tempat tidur atas. Ruhul Istijabah yang tinggi ,,, ( lhah ?? )
Kalau ustd Ed# punya banyak cara untuk membangunkan putri dan
yang paling aku sukai ,,,
“ bangun bangun nanda ,,, ayolah bangun adzan subuh telah
berkumandang ,,,
Lantunan nasyid dari SP, lebih aku cintai dari bunyi tongkat
ustadz, andai boleh memilih ,,,
“ putri ,,, semuanya ke masjid ,,, “
Instruksi ustadz sebelum beliau masuk memeriksa ruangan
perruangan, kontan saja semua putri lari ke belakang kamar.
Lengkap sudah, masjid di penuhi orang-orang yang masih
ngantuk untuk shalat subuh. Ada yang masih saja sujud padahal sudah selesai
salam atau masih saja bertasyahud padahal sudah lama selesai salam. Hmmm ,,,
lain lagi kalau hari jumat pagi, jadwalnya Qiyamul Lail bersama, hanya 50% yang
bertahan untuk shalat, selebihnya ,,, hanya berpindah lokasi tidur, yang
awalnya di asrama menjadi di masjid.
Lanjut Al ma’tsurat, lanjut pula tidurnya ,,,
Bismikaallahumma ahya ,,,,,,
“ yang tidur pas baca al-ma’tsurat silakan naik ke atas ,,,
yang terlambat shalat subuh juga ,,, “
Pagi yang cerah berhiaskan hukuman ,,, asramaku yang unik
,,,
Kalau mungkin di luar orang-orang “hanya” mempermasalahkan
yang tidak melaksanakan shalat, asramaku
cukup jauh berbeda, yang terlambat shalat ke masjid dan yang tidak shalat ke
masjid akan mendapat hukuman.
Mungkinkah di luaran sana alumni-alumni NI masih shalat
berjama’ah yang selalu di anjurkan di asrama ? atau masih shalat di awal waktu
seperti kebiasaan kita bertahun-tahun? Atau ,,,
Anak-anak NI masih shalat semua kan sampai sekarang ???
Pasti iya.
Asramaku cinta ukhuwah ,,,
Asrama putri terdiri dari tiga buah bangunan berlantai dua,
satu asrama dengan empat ruangan, satu ruangan diisi kira-kira 20 orang anak
dengan tempat tidur yang bertingkat berjumlah kira-kira 8 buah, tentu saja ada
yang berdua dalam satu tempat tidur kecil. Ini jatahnya anak-anak SMP, dan
sudah dua tahun saya kebagian jatah tidur berdua dengan teman yang lain, cukup
mengesankan.
Tidur bersama, makan bersama, sekolah bersama, shalat
bersama, dan hal-hal lain yang selalu dilakukan bersama. Sungguh, sangat merindukan
saat itu ,,,
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, makan … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, shalat … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, bangun … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, kebersihan … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, belajar malam … “
“ atikah ,,, muti’ah ,,, syifa ,,, kumpul di masjid … “
Asramaku punya nama yang bagus, ada Atikah, Mutiah, Syifa.
Tahun ini aku berada di Atikah, tahun depan di Muthiah, tahun berikutnya di
Syifa, selalu berganti tiap tahun atau pun tiap semester untuk lebih kenal
dengan sahabat yang lain hingga kami sudah seperti keluarga. Saling menasihati,
saling menjaga , ikatan yang indah. Disini aku di tempa untuk bertahan dalam kesusahan,
kesuasahan yang sudah tidak cukup berarti lagi buat kami.
“ air ,,, air ,,, air
,,, “
Masalah klasik di asrama tercinta, keberadaan air langka,
air menjadi barang ekonomi yang di dapatkan dengan pengorbanan, baik dengan
teriakan memanggil-manggil putra yang piket menghidupkan air, atau langsung
turun tangan mencari-cari sumber air, lengkap dengan ember pinjaman, atau pun
wadah air minum milik dapur. Wah ,,, wah ,,,
Sumur dekat rumah guru menjadi incaran, dari qabla subuh
sampai ba’da subuh, sudah banyak ember yang mengantri ( bisa ya ,,, ember
ngantri ?). Mandi dengan dua ember air, tangan kanan dan kiri sudah akrab
dengan benda pusaka ini, dua ember di angkat sekaligus sudah menjadi olahraga
rutin di asrama dengan jarak yang cukup membuat keringat bercucuran. Sampai
sekarang, sepertinya tangan-tangan putri NI masih ada bekas ngangkat air deh.
Belum lagi suara-suara sumbang anak-anak putra yang menyemarakkan pencarian
air, baik pagi, siang, sore. Belum lagi ada yang tidak mau berlelah-lelah
menimba air dari sumur, maka dapur umum menjadi incaran. Alhasil, air minum
beralih fungsi menjadi air mandi, ide yang cemerlang, mandi air panas di pagi
hari. Semua sarana di manfaatkan untuk
mendapatkan benda bernama “ air “.
Kenangan yang indah
sekali. Tapi. Hati-hati dengan prinsip “ Air Tuhan ,,, “, belum sirna lelah
mengangkat air dari depan aula yang berjarak jauh dari asrama, atau dari sumur
dekat rumah guru, sudah harus merelakan air hasil jerih payah raib di ambil
orang. Dengan prinsip semuanya adalah air Tuhan,,, benar sekali.
Dan sekarang, mungkinkah ukhuwah-ukhuwah itu masih tersisa
???
NI menginginkan kita berukhuwah untuk bisa kembali
“ melihat nya “ lagi dengan kondisi yang jauh lebih baik
dari yang kita tinggalkan dulunya.
Asramaku, cinta kebersihan ,,,
“ yang di ruangan kumpul depan asrama ,,, “
Tidak perlu menunggu waktu lama, beberapa barisan sudah
tersusun rapi. Terlihat masing-masing anak memegang alat kebersihan. Ini
pekerjaan rutin tiap minggu kalau bukan giliran kunjungan ke rumah. Putra dan
putri bergantian pulang ke rumah hanya dalam waktu 5 jam, tidak cukup
menuntaskan “dendam” selama di asrama. Di temani selingan nasyid dari rumah
ustadz atau dari mesjid, The Fikr,
Saujana, Raihan, Rabbani, Shouhar, Izzis, SP, dll siap menghibur, mulailah
tangan-tangan kami berkerja,, kebiasaan yang tidak cukup baik ,,, tangan
bekerja dan mulut juga tidak kalah saing, bercerita apa saja sambil
ketawa-ketawa. Kapan selesainya ???
Pasti tetap akan selesai, ketika menyadari bu guru sudah
berada di dekat kita dengan ekspresi yang bisa membuat tangan lebih cepat
bergerak dari yang biasanya. Alhamdulillah ,,, selesai juga.
Asramaku cinta ilmu ,,,
“ putra dan putri yang masih berada di asrama, segera ke
ruang kelas masing-masing,ustad/ah sudah menunggu ,,,”
“ putra dan putri yang masih berada di asrama, segera ke
masjid karena ada ceramah dari ustadz ,,,
“ putra dan putri kelas 3 sma, siang ini ada IKAPADA …”
Berangkat ke sekolah yang tidak seberapa jauh, tanpa tas,
hanya dengan beberapa buku di tangan, berseragam putih biru/abu-abu untuk senin
selasa, berseragam putih-putih untuk rabu kamis, dan berseragam batik untuk jumat sabtu. Siap
ke ruang kelas yang diisi kira-kira 21 anak, satu kelas
putri, satu kelas putra. Dari kelas 1 SMP putra dan putri sudah di pisah (
untuk angkatan lulus 2009 ). Kurikulum juga sudah di sesuaikan, pelajaran umum
lengkap + pelajaran Islami ( Fiqh, Hadits, Sirah Nabawiyah, Tafsir ).
Terlambat sekolah adalah fenomena yang biasa ,,,
“ nyari air pak/bu ,,, “
Koor anak-anak sekelas kalau ditanya alasan terlambat masuk
kelas. Nyari air atau nunggu air ??? v_v
Menunggu guru sambil bercanda di kelas, teman-teman yang
menyenangkan. Ada yang tidur, ada yang baca Al-qur’an, ada yang belajar, ada
yang jalan-jalan, dll. Paling bahagia kalau guru tidak datang, segera saja
menyerbu asrama, baik untuk makan, nyuci, nyari air, shalat dhuha, atau bahkan
mandi bagi yang tidak sempat mandi. Ckckck …
“ sebelum mengakhiri pelajaran kita hari ini, marilah kita
berdo’a, do’a di mulai ,,,“
Ini pertanda selesai sudah pelajaran hari ini, setelah
mencium tangan guru, kita menuju asrama masing-masing. Sambil menunggu makan
siang ,,, menu hari selasa dan sabtu yang ditunggu-tunggu. Rendang atau ayam
gulai/semur ,,,
“ minta kuahnya ya ,,,”
Ini pesanan yang tidak pernah ketinggalan dari balik pintu
kamar. ( kuah ,,, bukan rendang atau ayamnya ,,, )
Ba’da ashar, ke ruang kelas lagi, ada les beberapa mata
pelajaran. Kalau tidak ada jadwal les, koperasi menjadi sasaran utama, mungkin
ada yang benar-benar ingin membeli makanan, tapi lebih sering mengincar makanan
yang tidak laku terjual hari itu, dan akan menjadi jatah anak asrama, siapa
cepat ia dapat ,,, yang dari tadi menunggu di depan koperasi akan mendapat
jatah “ bonus “.
Sayup-sayup suara murattal dari mikrofon masjid menghentikan
aktivitas sore hari, kembali dengan antrian mengambil air wudhu’, jangan sampai
terlambat ke masjid. Al-ma’tsurat sudah hampir selesai dibaca dari masjid.
Tidak selamanya imam yang membaca surah-surah pendek di
senangi makmum, buktinya ,,,
“ ahhhh ,,,, cepat-cepat, yang imam pak Aw#l ,,, “
Segera saja yang dari tadi berleha-leha menyambar mukena dan
kain shalat, kenapa tidak ,,, beliau lebih sering membaca Al-ashr dkk.
“ ada imam ga ,,, tolong di kuatkan suaranya ,,, “
Ini cerita kalau putri terlambat shalat dan ketinggalan
jama’ah pertama, dari balik hijab sibuk mencari-carai imam, belum lagi kalau di
kerjai putra dari balik hijab.
“ ada ,,, imam”xxxx”
“ menyebut nama salah seorang temannya.
“ silakan berkumpul dengan kelompok ngaji masing-masing ,, “
Beberapa agenda ba’da maghrib sebelum makan malam, mengaji
berkelompok di mesjid, satu orang membaca 3-5 ayat di simak yang lain. Atau ada
ceramah dari ustadz, atau pengumuman dari pengurus asrama atau pengurus OSIS.
Ba’da shalat isya, beberapa orang anak terlihat mendekati
hijab di mesjid, ini cara berinteaksi di asrama antara putra dan putri.
“ assalamu’alaikum ,,, bisa tolong panggilkan fulan/ah ,,, “
Mulai dari saudara kandung, saudara se-daerah,
se-organisasi, bahkan saudara se-akidah, interaksinya lewat hijab.
Intinya, harus ada
hijab, mungkinkah sekarang anak-anak NI di belahan bumi mana pun masih membawa
hijab itu ?( bukan hijab masjid lho ,,, ), hijab hati yang paling penting ,,,
Pukul 21.00 wib ,,,
“ semua yang di asrama belajar ke kelas ,,, “
Ada yang langsung menuju ruang kelas, ada yang masih piket membersihkan ruangan
makan, ada yang lagi sibuk memikirkan alasan untuk tidak belajar ke kelas,
mulai dari berpura-pura sakit atau berpura-pura menjaga orang sakit. Hmm ,,,
Saya suka jika semua teman-teman belajar di kelas, lengkap.
Karena saya suka kebersamaan yang begitu menyenangkan, masih ingat celutukan
seorang teman ,, dengan mimik yang serius sekaligus sedih ,,,
“ ingat teman-teman!!! ,,, orang tua kita di rumah ,,,”
suasana hening.
“ Enak-enakan nonton TV dan makan yang enak, sedangkan kita
???
Makan ikan ‘terbang’, ‘dop-dop’, dkk … “
Hmmm, serentak kelas rame setelah pernyataan itu. Suasana
belajar malam yang tidak pernah tenang kecuali ada guru yang lagi patroli. Bagi
yang tidur, siap-siap saja berlari di depan kelas, dan saya pernah menjadi
korban, lelah yang tidak seberapa, tapi malu yang cukup berarti.
Mari pulang ke asrama, setelah lama memandangi jam yang
rasanya bergerak lamban, akhirnya pukul 22.00 tiba juga. Kembali ke peraduan
masing-masing.
“ putri ,,, tidur-tidur !!!
jangan ada yang ngobrol lagi ,,, “
Menunggu besok pagi, pukul 04.00 suara sirine plus tepuk
tangan akan membelah fajar di asramaku.
Asrama yang sangat ku cintai hingga detik ini. Bertemu
dengan sosok-sosok yang membuatku mengenal Allah, mengenal Islam, mengenal
ukhuwah, mengenal diri sendiri. Setiap jiwa dari mereka sangat berarti. Selama
3 Atau 6 tahun bersama dengan pribadi-pribadi memesona. Belajar dari tidak tahu
menjadi tahu, belajar dari manja menjadi mandiri, belajar dari lemah menjadi
tegar, belajar dari iman yang sedikit menjadi iman yang (semoga) terus
bertambah.
Entah mengapa ,,, ikatan itu begitu kuat. NI-ku bukan sekadar nama yang indah, tapi memberikan banyak hal. Membentuk karakter
dan pribadi di penjara suci ini, bukan di rumah. Segala kenangan rasanya sungguh
berharga, tidak terlupakan. Semua teman-teman sudah seperti keluarga, sama-sama
belajar ilmu akhirat, ilmu dunia, interaksi putra-putri yang cukup terjaga moga
masih bisa dibawa sahabat semua kemana saja, hingga kita tidak sia-sia ada
dalam penjara suci ini.
Untuk semua guru-guru yang pernah ada di NI,
jazakumullah menjadi pembimbing kami. Lelah kalian moga di balas olehNya.
Sosok-sosok yang istimewa. Beberapa dari kalian merupakan kakak kelas kami,
belajar di NI dan mengajar di NI, subhanallah ,,, tapi setidaknya, kami
beruntung, bentuk-bentuk hukuman dari beliau-beliau tidak terlalu berat, masih
standar anak asrama, walau pun kaki ini sempat sakit karena jalan “ bebek “ 3
kali mengelilingi lapangan di depan masjid, hukuman yang cukup berarti karena
terlambat masuk asrama.
Dan untuk guru-guru yang sabar “memanggil-manggil” kami lewat pengeras suara dari aula, sungguh
sabar sekali.
“ putra dan putri segera ke kelas ,,, “
“ putra dan putri yang berada di asrama, gurunya sudah
datang ,,, “
“ Putra dan putri yang bernama xxxxx, ada kiriman di meja piket ,,, “
“ dlll ,,, “
Dan tidak akan pernah lupa, untuk semua “wak dapur” ,,,
jazakumullah atas semua jasanya memasak makanan untuk kami. Selama 6 tahun
makan dari hasil kreasi beliau-beliau. Moga kesabarannya di balas oleh Allah
mengahadapi perangai anak asrma yang cukup aneh ,,,
Minta kuah rendang daging atau ayam dengan wajah memelas ,,,
“ membobol” dapur dini hari untuk mengambil nasi
Minta wortel sebagai makanan penunda lapar
Dll
Dan saya lebih sering menjadi free rider ,,, menyenangkan
sekali.
Dan untuk segenap security, mulai dari wak “potuk-potuk yang
selalu menjadi tempat menitip nasi pas malam-malam kalau sudah lapar banget,
wak “jetpam” yang terkadang membiarkan kita keluar gerbang malam-malam tanpa
surat izin, bang lat#f yang selalu aktif memeriksa surat izin dan aktif
menghukum kalau terlambat pulang ke asrama. Beliau-beliau ikut menyemarakkan
kenangan selama di NI.
Dan untuk semua elemen yang ada di asrama tercinta, wak
“jagung” dengan semangat membara mengunjungi tiap asrama ,
“ wak ,,, jagungnya dua Rp 1000,- kan ,,, ?
“ bukan ,,, satunya Rp 500,- ,,, “
Apa bedanya ??? v_v
Jazakumullah, untuk semua makhluk Allah dan benda-benda yang
menghiasi NI tercinta, mulai dari pohon Al-pukat tempat berlatih “mencuri”
secara sembunyi-sembunyi di keheningan malam, pohon pepaya yang tidak bosan
berbuah yang selalu menjadi incaran, sumur “laktat” yang menjadi pelarian,
kamar mandi umum, jemuran yang sering di terjang badai, dll. Semuanya sungguh
berarti.
Untuk teman-teman NI ,,,
Kalian adalah sosok-sosok yang menginspirasi, sosok-sosok
yang punya kekhasan masing-masing. Rasanya, sangat merindukan kalian semua.
Angkatan pembaharu ,,, ( semoga saja ,,, ).
Dimana pun kita sekarang, siapa pun kita sekarang, janganlah
pernah lupa dengan ilmu yang kita dapatkan di penjara suci ini. Kembalilah ke
fithrah masing-masing, jangan membohongi diri dengan “topeng” yang tidak sesuai
dengan wajah kita. Kita tetaplah yang terbaik, di belahan bumi mana pun. Tetap
jaga ibadah, hijab, semangat. insyaAllah semua akan baik-baik saja.
Mari MELANGKAH BERSAMA ,,,
~~~L.M.R~~~