Selasa, 08 November 2011

haru

INSAN YANG TERAMAT KU CINTA

Ayah …
Entah mengapa malam ini kerinduanku muncul kembali
Ingin menanyakan, apa kabarmu disana ???
Tak rindukah kamu padaku, anakmu, ???
Ahhh … Tanya yang amat konyol karena aku takkan tau jawabnya
Ayah …
Malam ini, tiba – tiba kenangan itu berputar kembali  seperti film “ sang pemimpi “ yang aku saksikan di bioskop dikota yang pernah kau ceritakan padaku dan berharap kelak aku bisa kekota itu  karena kamu tahu, kau tak akan mampu membawakau kemari seperti ayah teman-temanku yag membawa mereka berlibur ke kota ini ketika liburan sekolah.
Aku ingat, betapa aku iri mendengar cerita mereka dan kau akan menenangkanku dan berkata bahwa aku juga harus kesana, kelak ketika, nanti,”entah kapan”pikirku dulu  

Ayah ,,, aku sudah disini tapi tahukah kamu ???tak dapat kuceritaan padamu lebih dari apa yang dulu temanku ceritakan .. aku disini tapi kau tak bisa beriku ucapan bahagia seperti janjimu dulu.
Tahukah kamu ?? aku mengingatmu hingga deraian air mata yang tak bisa kubendung ,,
AkuMencintaimu

Cerita tentangmu seakan tidak pernah usang ,, terasa masih beberapa hari yang lalu aku menatap matamu yang nampak lelah.
Ayah ….
Dulu, semasa kecil sering aku sebut namamu kala aku menangis karena tak mendapat apa yang ku inginkan karena aku tahu kamu pasti akan berusaha memenuhi inginku itu.
Kenagan yang teramat indah ,,, layaknya seoorang yang tak pernah lelah, seharian bekerja … pagi bertemankan kapur dan alat-alat lain yang dulu tak kukenal setelah itu kau akan pulang tetap dengan wajah semangat yang aku rindu . …tak lupa kau menggendongku menghentikan sejenak permainan yang aku juga tak paham,, tetap denagn senyum kau membawaku pulang kerumah yang kau bangun dengan hasil jerih payahmu, rumah yang tak sebagus milik mereka yang disekitar kita … aku tahu kau pasti membawa sesuatu buatku dan hari ini kau membawa buku, buku yang tipis  hanya 12 lembar lengkap dengan pensil, kemarin kau juga membawa benda yang sama  dan nantinya nasibnya akan sama juga berhiaskan coretan-coretan tanganku ketika kau menyuruhku menggambar meniru acara  melukis di TV, tak mengapa ….aku senang walaupun bukan makanan atau mainan lain seperti teman-temanku yang selalu bercerita padaku …kemudian kau akan solat dan memintaku makan denganmu, disampingmu


Aku amat mengenal caramu makan dan sering aku tiru ,,,selepasnya kau akan meletakkan ku di bahumu untuk membawaku kembali ketempat kau temui aku, dan kau akan pergi dengan kaos kuning yang menjadi pakaian dinasmu ke sawah tuk mencari lagi pintu nafkah menghidupi 7 orang anak, tak lupa kau mencium kepalaku dan berlalu tersenyum dan membiarkanku kembali pada aktivitasku tadi …


Tak kan pernah habis kata-kataku tuk bercerita tentangmu  ..
Masa kecil yang indah
Tiba waktu sore kau akan membawaku berkeliling, masih terasa saat tangan kecil ini hanya bisa menggenggam kelingkingmu dan sepanjang jalan kau akan bercerita padaku hingga nanti kita berhenti di warung kopi dan kau akan memesan teh manis untuk kita berdua .. hingga saat ini itulah yang menjadi minuman yang amat aku sukai. Kau akan menuangkannya ke piring kecil dan meniupnya tuk mengusir panas air itu dan memberinay padaku …aku ingat caramu mendinginkan teh itu …aku rindu minum dengan cara itu …


Senja pun mengharuskan kita untuk pulang, ku gengam kembali tangan kasarmu yang tebal dan sampai sekarang pun aku tahu bentuk dan struktur tangan itu, ada luka disana ,,,
Kau akan meninggalkanku untuk pergi solat dimesjid yang lumayan jauh dari rumah kita, tak mengapa karena aku tetap menunggu … tak berapa lama kau akan datang kembali dengan senyummu mengajak ku dan yang lainnya untuk makan .. !!! Aku selalu duduk di dekatmu, disampingmu dengan diam karena aku tahu kau tak suka bila ada yang berbicara pas makan ,,,


Ayahku …
Banyak yang kau ajarkan padaku sejak aku kecil ,,,,
Ingatkah  ayah??? Wajahku yang sangat heran dengan penuh Tanya …dulu ketika menerima rapor aku akan segera pulang tuk menunjukkannya padamu , aku setia menunggu karena aku tahu kau juga membagi rapor unuk muridmu .. dengan bahagia aku sambut kedatanganmu lengkap dengan rapor ditanganku …kau akan bahagia mendengar ketika aku kembali mendapat juara dan aku amat senang ditambah dengan rapor dari tempat aku mengaji, bertambah kebahagiaanmu dengan dua gelar juara, aku bertanya “ apa yang ayah beri buatku ??? temanku mendapat baju, jam tangan dan banyak lagi  walaupun mereka hanya mendapat peringat belasan, dan aku ???”  masih dengan senyum kau menjawab “ kita tidak sama seperti mereka, tetaplah belajar ..!! dan kau akan memelukku.aku tahu kau ingin memberiku tapi kau tak punya, hanya sebutir telur yang akan kau beri dan aku terbiasa dengan itu , berprestasi tanpa ada pengahargaan begitu seterusnya dari SD, SMP, SMA.


Tapi akan sangat bahagia dapat memberimu kebahagiaan karena kau akan selalu bertanya “ aku yang akan mengambil rapornya biar aku yang maju kedepan “.Wajah itu takkan pernah kulupakan.banyak hal lagi yang kau ajarkan, dulu tiap pulang dari sekoah mengaji , kau akan menyambutku denag al qur’an ditangamu dan aku tahu bahwa sore itu aku harus menafsir al qur’an bersamamu menunggu senja karena kau harus ke mesjid, begitu seterusnya dan aku mengingatnya.


Ayah .,
Tahukah kau rindu ini amat sering untukmu walau aku tahu kau tetap tidak akan datang
Aku sering merindukanmu kerika soat maghrib … terngiang suaramu berucap “ allahu akbar “ sangat jelas ditelingaku sampai saat ini dan aku akan menangis dalam solat hingga terisak karena rindu ini amat dalam, rindu yang tak berujung


Derita ingin rasanya aku tanggung, tapi tak pernah kau bercerita, aku tahu dari lelahnya matamu ,, aku sering memandangi ketika tidur, amat lelap hingga aku takut kau pergi meniggalkanku …dulu aku sering tidur ditanganmu, di pangkuanmu ketika kau sibuk membaca dzikir di pagi hari karena aku merasa man disana menemanimu hinga terlelap dan rasanya tak ingi lepas darimu.
Begitulah denag rutinitasku, pagi dipangkuanmu denagn dzikir yang kau lafadzkan dan malam ditanganmu menemani menghabiskan malam, semua denagn cina yang kau beri ,, aku bangga memilki ayah sepertimu. Ayahku seorang guru olahraga, mengajarkanku badminton dan membelikanku raket hingga itulah olahraga yang paling aku sukai ..


Aku sering melihamu hanya berpakaian itu-itu saja  palingan hanya berganti ketika hari guru saja, aku bangga ketika kau bercerita bahwa terpilih menjadi guru favorit, engkau ayahku…hingga aku hapal semuanya tak terkecuali bau pakaianmu.ingin rasanya memberi untukmu tapi aku belum punya, kau sering berkata “ kelak harus jadi orang sukses jangan seperti bapak …”.


aku tahu gajimu untuk kakak yang sedang kuliah dan untuk membiayai kami tidaklah cukup,aku tahu pedihmu mencari pinjaman tuk menutupi kebutuhan, aku tahu itu sehingg aku jarang sekali meminta tanpa kau yang memberinya, dari kecil kau sudah tunjukan padaku untuk terus tetap hidup, jangan berputus asa.kau selalu berusaha untuk memberi.


ingatkah ketika dulu  aku harus mencari karet tuk membuat tali karena aku ingin memilikinya sama seperti temanku, tapi aku tidak meminta untuk dibelikan karet seperti mereka yang hanya tinggal meminta, dan aku akan mencari karet dari setiap bungkusan es, bekas belanjaan disetiap jalan,tak seberapa yang dapat untuk dijadikan tali dan aku tahu kau melihatnya,tanpa aku meminta esok harinya kau membelikan karet buatku, aku mencintaimu ..

Banyak bukti cinta yang kau beri,, bahkan sampai 6 sd kau masih sering menyuapi aku dengan tanganmu yang amat aku kenal.hingga aku harus tinggal di asrama atas permintaanmu karena aku tahu kau bangga aku berada disekolah yang menjadi favorit dulu, setidaknya itulah alasanku bersekolah disana karena aku juga tidak punya keinginan lain, walau berat berpisah dengan mu karena aku ahu tidak akan ada lagi dzikir di pangkuanmu, menafsir al qur’a di teras rumah kita, dan banyak lagi yang tidak akan aku jumpai.tak apalah ….


Aku lihat air matamu yang mengalir melepasku di asrama, biarlah …ku tahu kau juga selalu merindukanku karena kau selalu datang ke asramaku walaupun tidak bertemu setidaknya kau melihat bangunan itu, begitu katamu..setiap harinya kau datang hanya menatap gedung ini dan pulang.
Keinginanmu aku capai tuk tetap menjadi juara dan kau akan meminta tuk menemaniku maju di depan , baru itu yang bisa kuberikan.dan aku senang kau tersenyum bahagia.

Tapi ayah …mengapa amat sebentar kau menemaniku, hanya sampai aku 1 smu, aku ingat ketika kau terbaring lemah karena stroke dan meminta pulang dari asrama karena kau selalu mencariku .. sedih hati ini, ayahku yang kuat dulu tidak terlihat lagi, hanya bisa berbaring menatapku dengan air mata, aku masih ingat itu, dan kau memintaku mendekat padamu dan tersenyum melihatku … tapi terkadang aku sedih karena kau tak mengenaliku ..ayahku tak mengenalku, tapi kau memang orang yang kuat bisa sembuh dari stroke dan kembali normal walaupun dengan jalan yang terkadang hendak jatuh ..


aku masih ingt, dulu kau yangg mengajari aku wudhu dan mewudhukanku, tapi hari itu, tangan mu yang lemah tak bisa memegang gayung yang kecil hingga setiap solat aku akan memapah tubuh yang besar melampauiku, dengan hati yang sedih aku akan memberi air ditanganmu dan mewudhukkanmu .. oh ayah … kau tak mau bertayammum dan anehnya kau selalu ingin menjaga wudhu mu. Begitulah aku kan selalu memawamu berwudhu dengan badanmu yang setengah lumpuh.aku bangga memiliki ayah.


kau tetap saja ingin solat seprti orang normal, sungguh sulit ayahku sayang ,, tapi aku mengenal sorot matamu yang tak ingin di bantah,,, dengan hati was-was aku berdiri dibelakangmu uk menyangga tubuhmu agar tidak jatuh, aku tahu sulit bagimu bahkan untuk ruku’ aku haru membantumu begitu juga tuk bangkit dari ruku’ mu aku harus mengangkat tubuhmu yang melampaui beratku , tak mengapa ayahku ,,, karena dulu kau juga sering mengangkat tubuhmu di bahumu, tidur dipangkuanmu ..tetaplah begitu ketika solat.

Ingatkah ayah,,,  dulu kau sering menyuapiku ??? sekarang aku yang menggantikan posisi itu, aku menyuapimu kala makan, mengambil duri dari ikan khawatir termakan olehmu, menyuapimu ayahku dari tanganku dan memberimu minum… aku menangis melihat ayahku
Sering berdo agar ia member kesembuhan walau aku tahu sulit, setengah badannya lumpuh…tak lagi kudengar langkah kakinya yang amat kukenal ketika subuh dan maghrib, kau selalu solat ke mesjid, tapi tidak lagi kali ini,,,juga tak kudengar kau selallu membanguniku dan memintaku menyalakan TV membuat channel metro. Hahaha … aku tahu ku yang membeli barang ini tapi kau tak bisa menggunakannya ..  tapi hari itu tak lagi dapat terulang.

Keajaiban apa yang manjadikamu sembuh hingga bisa berjalan lagi dan bergerak seperti dulu walau jalanmu masih terlihat goyah … Alhamdulillah … dan aku bisa kembali ke asrama, ayahku adalah orang yang kuat.

Bulan puasa pun tiba, aku bisa bersamamu kembali menatap wajah yang amat ku ayang …ingatkah kamu ??? tak diizinkan tuk solat ke mesjid karena khawatir kau jatuh ditengah jalan,,  kau memang orang yang keras, “ kalian mau menanggung dosaku tidak solat kemesjid ???? “ itu yang kau katakan dengan sinar mata yang amat memelas, aku tahu ayahku belum mampu karena jarak mesjid yang amat jauh hingga menjawab “ iya .. ditanggung dosanya “ … oh ayah …kau belum mampu kesana dan ingatkah ?? ketika kita sering berebut sendalmu agar tidak ke mesjid dan aku menyimpan sandal kuning itu di bawah lemari … kau mengalah, solat dirumah ,,,,dan aku akan menjagaimu tuk solat tarawih .. tak lupa kau tetap melanjutkan tilawahmu , tapi ayahku tak lagi bisa membaca sendiri, kau diajari lagi dan ditemani membaca al qur’an.kau lewati bulan tu tetap dengan berpuasa hinga idul fitri, tradisi keluarga kita tuk berkumpul sebelum solat ied dan kau memberi ceramah … tak ku temui ayahku yang dulu yang berbicara tegas, kau sering tersenyum dan mengulang-ulan pesanmu “ jaga kesehatan “ sampai 3 kali dan aku menangis memeluk ayahku yang masih tetap saja tersenyum.


disampingmu, aku berjalan ke mesjid aku ingat kau memakai koko putih dan sarung hijau, ayah yang ku cintai ku gandeng tangannya kemesjid karena jalannya tak lagi sempurna.
Aku harus kembali lagi ke asrama karena jatah libur yang dah habis, aku meninggalkan ayahku.tak berapa lama lagi akan penerimaan rapor aku ingin dia datang lagi dan kembali tuk maju menemaniku di depan…

Tak banyak yang ku ingat karena setelah itu aku menjumpainya hanya tiap kunjungan ke rumah jatah dari asrama hanya 5 jam 1 x  /  2 minggu. terakhir aku menjumpainya ketika tidur di teras rumah di kursi hijau karena ia terbiasa tidur disana  “ aku ke asrama, pak … aslam “ ia menatapku dan tersenyum , aku mencium keningnya … dan aku pergi ….

2 minggu rasanya waktu yang lama buatku tuk kembali berjumpa dengannya, tiba hari itu, minggu 27 november, sebelumnya aku berkata pada temanku “ aku tidak pernah kekuburan dan gak tau ziarah gimana “ setelah it aku tak bisa tidur dan terus saja bangun hingga aku putuskan jalan2 di sekitar asrama. jam 5 ada yang memangilku  ternya ta tetanggaku datang, pagi-pagi begini.  Meminta izinkan aku ke guru asrama tuk pulang kerumah.ia bilang ayahku di rumah sakit … ya Rabb, aku harus berjumpa denagn ayahku, dengan bergegas aku mengemas barang tak ada sedikitpun dugaan lain selain ayahku hanya di rumah sakit, tidak aka nada apa-apa. dalam diam aku menikmati perjalalnan yang tak begitu jauh dari rumah,, sesampainya aku melihat banyak orang diluar rumah aku tetap tidak berpikir lain “ napa heboh begini, ayahkan Cuma sakit koq orang datang pagi-pagi gini “


aku terus berjalan memasuki rumah  dan tiba di depan pintu,  pemandangan itu terlihat didepan mataku, jasad yang di baringkan menghadap kiblat, kakak2ku berada disisinya dan juga ibu .. aku tetap tertegun dan berjalan gontai menuju ibuku dengan wajah yang langsung aku benamkan terisak tangis, tak igin ku membuka peutup jasad itu, orang yang amat aku cintai, walaupun ibuku meminta aku tak kuat melihat wajah yang tak lagi menatapku, ia bukan tidur … tak urung juga aku membuka penutupnya dan menatap wajah yang amat aku sayang, hanya sekilas dan aku menutupnya kembali … “ia belum pergi” kataku masih dengan air mata yang mengalir deras

Tak ingin aku melihat kesedihan, orang-orang datang melayat dan menangisi ayahku dan aku hanya terdiam disamping tubuh yang tak lagi bernyawa menerima rasa iba mereka, anak yang tak lagi berayah …dan ia pergi diantarkan gerimis, hari minggu 27 november. Tapi aku tetap berkata ia masih bersamaku 

Seakan hari-hari tak lagi berarti tanpa penyemangatku, hari penerimaan rapor juga bukan lagi moment istimewa karena ia tak lagi menemaniku di depan, hari itu, saat pertama aku tak lagi ia temani di depan dan aku menangis  di depan itu karena terinagt sebelumnya  ia memintaku memberi ia kesempatan untuk kedepan lagi, tapi nyatanya hari ini ia tak datang, ia takkan lagi datang hingga mulai saat itu tak penting bagiku tuk  ke depan lagi, bahkan aku hanya sendiri di depan menerima raporku pernah juga aku tidak datang ke depan ,,, ayahku tak lagi menemaniku ….

Ternyata aku baru sadar  bahwa ia tak ada di dunia ni, aku baru sadar ketika orang sekitarku bercerita tentang ayah mereka dan aku hanya bisa diam,aku tak memiliki ayah sekarang ,,,, tapi ingatlah ayah .. aku hidup dijiwaku, impianmu yang akan aku wujudkan, cinta ini begitu besar, amat besar ….tiap doa kukirim utukmu , sangat rindu tapi … kau tak akan datang .. sangat rindu ,…. AKU ANAKMU ….



*tulisan seorang saudari tentang kerinduan terhadap ayah, semoga Allah sampaikan doa, dilapangkan kuburnya, diberkahi amalnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar