Menyambung kisah sebelumnya. Awal minggu ini, pemberangkatan
kedua pun terlaksana. Maka melangkahlah mereka, rombongan kedua yang akan
menjadi anak bangsa yang mengabdi walau mungkin awalnya tak seikhlas hati.
Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera bagian tengah. Beberapa saat setelah
menjejak, berbagai laporan pun berdatangan.
“Wah, disini hebat, ada pejabat yang tidak punya pegawai” – Banda Aceh
“Oh, begini toh kantor daerah, seruu” – Pare-Pare
“Kalau liat aktivitas dan pergerakan komentar di grup, keliatan banget mana yang anak pusat mana yang daerah” – Pematang Siantar [pada siang hari atau jam kerja, kalau banyak pergerakan di grup angkatan, hampir dipastikan itu berasal dari penempatan daerah :D]
“Eh, Pekanbaru panas euy” – Pekanbaru (yang mengabdi disini berasal dari bandung :D)
“Wah, Medan gak beda jauh sama Semarang ternyata” -Medan
“Kalian masih sibuk nyari voucher karaoke gratisan? Sini aku traktir, lima jam. Sejamnya karaoke sebelasan ribu hahaha” -Dumai
“Bingung mau ikut WIB/WITA ” - Palangkaraya
“Wah, nanti gak terlalu begadang dong untuk nonton piala dunia, disini mainnya kan pas jam lima pagi.” - Sorong
“Demi apa ini, baru dua hari di kantor, dan gue didaulat jadi bendahara pengeluaran ” –Batam
“Alhamdulillah, duit pindah bisa buat beli ayam bakar” –Lhoksumawe 1
“Bakar ayam sekandang-kandangnya” –Lhoksumawe 2
*random googling
Banyak cerita lain, bertaburan komentar lucu, tak sedikit
kisah pahit. Apa pun itu, kita memulai langkah dari tempat yang berbeda. Pasti,
pasti akan ada kalanya langkah kita berpapasan di suatu tempat kelak.
Selamat berkarya, senang memiliki banyak keluarga di seluruh
penjuru negeri.