Hujan, gerimis, hujan, dan hujan lagi.
aku yang memang merasa susah untuk tak mengeluh tanpa sadar
sudah mengoceh sejak tadi.
Merasa keberatan dengan serangan rintik air di pagi hari
ketika dandanan masih rapi
Merasa harus butuh persiapan ekstra dengan sedia kaus kaki
cadangan selalu dalam tas, dan tentunya, sahabat setia hujan, payung.
Aku cemberut, lagi-lagi bercerita tentang sepatu yang baru
dua hari dikenakan dan sudah kuyup berkenalan dengan hujan dan genangan air.
Dan kau hanya tersenyum, seolah melihat anak kecil cerewet
yang tak pernah berhenti berceloteh.
"Itu hanya hujan air, yang serem itu kalau terjadi hujan
golok" katamu berkelakar.
Dan aku tahu, walau itu hanya canda, itu caramu untuk
mengingatkanku agar tak kufur pada rezeki. Agar tanpa sadar merasa punya kuasa
untuk membantah wewenang Tuhan.
Itu caramu, cara terbaik tanpa menggurui.
Dan aku, lagi-lagi merasa gagal untuk menjadi seorang yang
anggun di depanmu.
'Dan aku, lagi-lagi merasa gagal untuk menjadi seorang yang anggun di depanmu. '
BalasHapusIni penutupnya bikin senyum :3