Bila ada yang bertanya,
"masihkah ada pegawai pemerintah yang
jujur dan berintegritas?"
Maka kujawab, Masih. Masih ada. Masih Banyak.
Masih banyak di luar sini, pegawai-pegawai pemerintah yang
bersahaja, berangkat kerja dengan angkutan umum, padahal sebenarnya mampu untuk
memakai kendaraan pribadi. Lalu, kenapa tidak?
Karena ia khawatir, itu akan melukai profesionalme, melukai
niat untuk melayani, yang takutnya memupuk benih-benih bangga dan kesombongan.
Masih, masih banyak pegawai pemerintah yang pulang dengan
berbagai hal untuk dipikirkan. Mencerna berbagai kemungkinan untuk menemukan
keputusan yang tepat. Karena ia sadar, ini bukan sekedar ranah tanda tangan dan
semua senang. Tapi jauh lebih besar dari itu. Tanggung jawab, di dunia dan
akhirat.
Masih. Masih banyak pegawai pemerintah yang baru sampai di
pintu rumah ketika malam sudah terlalu kelam. Diam-diam berjalan lalu membuka
pintu, khawatir si kecil terbangun dan terganggu tidurnya.
Masih, masih banyak pegawai pemerintah yang mati-matian
mempertahankan kebijakan dan pendapat demi maslahat masyarakat, walau harus
bersilat lidah dengan para Dewan, walau harus duduk di lantai di Senayan sana.
Dan, yang mereka dapat adalah caci dan maki, serta buruk sangka dari masyarakat yang mati-matian mereka bela.
Dulu kala, saya memandang tak terlalu suka melihat
wanita-wanita yang memilih bekerja di kantoran. Pulang malam ketika
anak-anaknya butuh kasih sayang. Dan jujur, saya tak ingin seperti itu. Tapi kini hidup saya mungkin tak jauh dari hal itu. Di
sekeliling saya banyak rekan kerja yang harus berjuang keras, menyeimbangkan
keluarga dan tanggung jawab pekerjaan. Bukan mudah, ketika keinginan memberi
ASI ekslusif kepada si kecil harus diperantarai breast pump dan botol susu.
Tapi, sedapat mungkin mereka berusaha melimpahi pertemuan dengan cinta dan perhatian,
memancarkan rindu dan kasih dalam setiap percakapan telepon.
Berada dalam arus birokrasi, membuat saya sadar. Terlalu banyak orang baik dan jujur di negeri
ini yang sayangnya tertutup oleh segelintir noktah gelap yang entah kenapa mudah
sekali terlihat. Dan satu hal paling utama yang mungkin sudah disadari siapa
pun. Media.
Kekuatan media untuk menggiring opini publik sungguh luar biasa.
Yang baik bisa terlihat mengerikan seperti monster, pun sebaliknya dalang
keburukan dipoles menjadi malaikat. Tidak, saya tak sedang mencap seluruh media
buruk. Hanya saja, terkadang walau tak bermaksud, detil yang ditutup-tutupi
oleh media dapat memicu hal buruk yang lebih besar. Jadi, untuk kita, sebagai pengguna, sebagai pemerhati, cerdaslah untuk menyaring.
Jika ada yang bertanya,
"Masihkah ada pegawai pemerintah yang jujur dan berintegritas?"
Maka akan kujawab dengan tegas dan bangga.
Masih. Masih ada. Masih banyak.
Begitulah Indonesia, saya aja yang belum kerja udah denger dari kakak, saudara-saudara kalo ya...birokrasi Indonesia ini ya gitu lah. Yang mau bener malah disusahin, udah banyak kejadian. Miris rasanya. Semoga Tsuza-chan tetep bisa istiqomah ya!:D
BalasHapus*dan semoga saya bisa jd pegawai pemerintahan jg suatu saat nanti #nangisin moratorium T^T
Amiin...
HapusMari bergerak untuk Indonesia yang lebih baik !! hahahaha
Semoga diberi kemudahan dalam memperoleh pekerjaan yg berkah ^^