2012
Seminggu menjalani pembinaan mental berkedok capacity
building di markas besar kopassus, cijantung, badan masih remuk redam, pikiran
masih terngiang-ngiang semua teriakan yel-yel dan lagu-lagu penggugah semangat
patriotisme. Sorenya, dengan bis besar berduyun-duyun, kami kembali ke kampus,
ke kosan yang kini terasa jauh lebih nyaman. Malamnya saya langsung menuju
bandara, berangkat dengan penerbangan malam menuju Yogyakarta, karena esok
paginya adik saya akan mengikuti wisuda kelulusan. Bapak dan Umak yang sudah
berada di sana dari dua hari yang lalu, menyiapkan segala hal.
Esok paginya, bisa dipastikan suasana heboh yang terjadi.
Ketika hari masih subuh, gelap, dan matahari bahkan belum bangun dengan
sempurna, hiruk pikuk di daerah sekitaran jalan Bumi itu mulai terasa, saya menyusul ke kosan adik saya dari wisma
tempat kami menginap. Dan benar saja, di kosannya sudah ada beberapa teman
beserta ibunya masing-masing. Ketika saya masuk, mereka sedang disibukkan
dengan perdebatan dengan make up dan pilihan kosmetik lainnya, juga tentang
lambang pangkat, topi, sarung tangan, serta baju seragam yang dipastikan licin
tanpa kusut sama sekali (FYI, perguruan tinggi tempat adik saya menimba ilmu
boleh dikata bersifat semi militer). Dan begitulah pagi dimulai, prosesi
upacara hingga siang hari, makan siang di salah satu tempat makan yang lumayan
terkenal di kota itu, kemudian kembali ke sekitaran kampus, bersembang ramai
dengan teman dan orang tua yang lain, bersiap untuk berpisah dan melanjutkan
hidup di tempat berbeda-beda. Dan kira-kira seperti itulah 27 september dua
tahun lalu itu saya jalani.
2013
Jumat, 27 september 2013. Salah satu hari bersejarah dan
penting bagi saya, juga untuk ribuan orang lain lulusan sekolah kedinasan kami.
Hari itu untuk pertama kalinya kami diperintahkan melapor ke instansi pusat
penempatan masing-masing. Maka dengan langkah ragu-ragu, dengan
celingak-celinguk tak percaya diri, saya
melangkah ke aula, ke lantai lima sebagaimana di instruksikan oleh security
yang bertugas di lantai satu. Hari itu, untuk pertama kalinya saya bertemu dan
berkumpul dengan 99 orang lainnya. Sembilan
puluh sembilan orang yang kelak menjadi keluarga baru dan pemberi warna baru
dalam hidup saya. Beberapa darinya saya tahu dan kenal, tapi sebagian besar
bahkan saya merasa tak pernah berpapasan muka, walau kampus kami tergolong
sempit untuk ukuran perguruan tinggi. Ya, satu jurusan khusus yang memang
penempatan utamanya ditempatkan di sini. Mereka, yang jumlahnya paling
minoritas di kampus, hingga kata sebagian orang eksistensinya diragukan. Ketika
jurusan lain berjumlah ratusan, bahkan ribuan orang, jumlah mereka bahkan tak
genap lima puluh orang. Terlalu besar untuk dijadikan satu kelas, terlalu kecil
untuk dipisah jadi dua kelas, serba salah. Saya sendir berasal dari jurusan
dengan jumlah mahasiswa terbanyak, jurusan donor kata mereka, karena bisa
ditempatkan di instansi mana saja.
Hari itu kami dikumpulkan. Di beri pengarahan singkat. Dan
kemudian dikelompokkan kembali berdasarkan unit penempatan eselon II.
Wajah-wajah baru. Tingkah-tingkah aneh bersatu padu, genap 100 orang, hingga
kemudian mendasari angkatan kami diberi nama Family 100. Dan kini, keluarga
besar itu sudah tersebar, mengabdi di berbagai pelosok negeri.
Sabtu, 27 September 2014.
Hari saya
dimulai dengan sebuah kejutan manis ketika membuka pintu. Otak baru bangun saya
yang belum sepenuhnya sadar betul segera meraba apa gerangan isi kresek hitam
yang langsung terkulai jatuh d ketika saya membuka pintu itu. Saya otomatis
tersenyum, karena sesuatu berlapiskan kertas kado itu pastilah dari seseorang
penghuni kamar ujung sana, dan benar, tak lama kemudian ia mampir sebentar dan
mengucapkan beberapa kata selamat. Saya tersenyum, pagi ini dimulai dengan
indah.
Selanjutnya
saya kemudian berangkat ke agenda pekanan, bertemu beberapa sahabat yang
tergabung dalam lingkaran cinta yang sama. Dan seperti biasa, agenda sabtu pagi
kami dihiasi dengan banyak makanan, tawa dan tentunya berbagi ilmu hahaha.
hingga ketika saatnya menutup acara, mereka lalu mengeluarkan sebuah plastik
besar. Dan di dalamnya, lagi, saya dapatkan dua buah benda berlapis kertas
kado. Saya terharu, berucap terima kasih dan senyum-senyum gak jelas.
Setelah sejenak mengelana di seputaran matraman demi mencari
tukang jahit yang sayangnya sedang memilih untuk tidak ambil orderan, lalu main
sebentar ke Gramedia dan ternyata tak menemukan apa yang saya cari, waktunya
kembali ke kosan untuk berleyeh-leyeh ria. Sorenya, seorang teman berbagi rumah
yang paginya baru saja kembali dari dinas di Mataram memberikan sebuah plastik
kecil bertulis nama toko buku yang seringnya bertempat di beberapa bandara. Dan
ternyata, isi plastik tersebut adalah tiga kartu pos manis khas Indonesia
hahaha. Ah, kebahagiaan saya semakin bertambah.
Sorenya sambil mengikuti berita tentang Asian Games, kami
berleyeh-leyeh bertiga di depan TV. Lalu tetiba muncul ide untuk makan malam di
luar. Cari punya cari, akhirnya kami putuskan makan di sebuah kafe rumah yang
tak jauh dari kosan dan masih bisa diakses dengan berjalan kaki. Rumah kafe
yang kami kenal justru dari sebuah ulasan di televisi. Dan akhirnya,
berangkatlah kami. Makan malam bertiga, dengan menu sapo tahu, merapi merbabu
shusi, chicken roll, calamary dan onion ring. Lumayan memuaskan. Dan begitulan,
27 september indah saya berakhir.
Awal Oktober 2014.
Saya baru saja memulai persahabatan pena dengan seseorang yang saya kenal dari komunitas bertukar kartu pos, seorang warga negara Jepang. Surat pertama sudah saya kirimkan sejak akhir Agustus, dan sudah diterima di awal September. Saya menanti harap-harap cemas setiap hari surat balasan yang tak kunjung tiba. Daaaan.. surat itu tiba di awal Oktober. Yang membuat saya surprise adalah Naoko-san (sahabat pena saya itu) sengaja memperlambat pengiriman surat agar bertepatan dengan hari Ulang tahun saya. Maka sebuah amplop cantik dengan susunan perangko lucu, juga kartu pos di dalamnya, memiliki cap stempel yang sama, 27 September 2014. Ah, dan saya juga dapet cake sticker hahaha.
Terima kasih,
Terima kasih banyak telah menjadi bagian dari hidupku ~~~
Terima kasih banyak telah menjadi bagian dari hidupku ~~~
^^
#merasa terpanggil#
BalasHapus:D
terima kasih, cinta :D
BalasHapussekarang aku tidur banyak yg jagain hahaha