Senin, 06 Agustus 2012

Sudah Agustus ternyata



Malam day,
sudahkah kau terjaga di tengah sepinya gelap dan semilir angin malam?
ah, atau kau justru belum tertidur hingga detik ini? sama sepertiku

Malam day,
eh, pagi mungkin kata yang lebih tepat.
masih ingat kenangan dulu kala ?
ketika bunyi tongkat kayu beradu dengan tangga besi asrama menganggu tidur nyenyak kita ?
kita yang baru jatuh tertidur beberapa jenak hanya bisa mengerung kecil,
merapatkan selimut, menikmati beberapa menit yang damai sebelum panggilan itu semakin ribut dan mendekat.
tapi ternyata kedamaian itu hanya berlangsung beberapa detik, hingga kita mendengar dengan jelas bisikan kakak ketua ruangan yang berdiri di tengah tempat tidur kita yang bersisian.
"dek, bangun, ada yang manggil" suaranya yang lembut jelas tak mampu mengalahkan nafsu untuk tidur lebih lama.
"siapa kak?" walau dengan susah payah, suaramu yang berat karena baru bangun tidur, terdengar (jelas jauh berbeda dengan suara yang kau gunakan ketika melantunkan berbagai lagu di atas panggung)
"Yang Maha Kuasa !!!" jawaban yang singkat, padat, namun sontak membuat kita terduduk. Saling pandang kemudian menderai tawa mengikuti si kakak yang lebih dulu terpingkal melihat tampang lugu baru bangun kita hahahaha
dengan mata setengah mengantuk, kita lanjutkan mengambil air wudhu dan bergegas ke mesjid. mengikuti imam dan puluhan makmum lain yang terlebih dahulu memulai qiyamul lail.
Day, sudahkah kau bangun pagi ini?
Apakah air di kotamu sedingin air wudhu yang biasa kita pakai sepagi ini?
masihkah kantuk menyerang walau sejadah sudah terhampar? hahaha aku harap tidak

Pagi day,
kenapa pagi? karena bagiku waktu selalu pagi.
dengan segala kicauan burung dan segarnya buliran embun yangg tersisa di ujung daun.
masihkah kau ingat? pagi selalu menjadi waktu yang sibuk bagi kita.
Antri mandi sambil menguap, sibuk bertandang ke ruangan orang lain sekedar menyocokkan jawaban tugas (atau terkadang menyalin keseluruhan jawaban), menyapu dan mengepel mesjid sambil bersenandung riang jika kita kebagian piket mesjid, atau mungkin yang lebih sering adalah  menatap nanar ruang makan sambil sibuk menghitung waktu kapan menu pagi akan terhidang (ah, mengapa dulu kita selalu kelaparan? "karena kita dalam masa pertumbuhan" begitu jawabmu setiap kali, dan kita tertawa, merasa menemukan alibi yang sempurna hahahahah)
Day, bagaimana pagimu kemarin dan hari ini?
masihkah "sehidup" dan seceria dulu?
Ah, aku harap kau tak tergopoh-gopoh dalam keseharianmu,
nikmati pagi, karena pagi adalah representasi hari yang kau lalui.

sebulan yang lalu, masih ingat waktu kami meneleponmu?
sudah terbilang tahun kita tak bersua, tapi kau tetap mengenali warna suaraku. dan tentu, tak terbilang riang diriku mendengar suaramu yang selalu hidup.
kau bertanya waktu itu, "sudah berapa buku?"
dan aku mengeluh, "aku merasa passionku terhadap buku akhir-akhir ini berkurang", jawabku waktu itu.
dan kau tertawa, "bukan yang dibaca, tapi yang ditulis", jawabmu lugas, tak sadar aku terdiam karena tanyamu. dan tanpa diminta, kau, seperti adanya dirimu, kembali bercerita panjang lebar. tentang kita dan masa dulu, tentang betapa kau menikmati setiap hal yang kutulis, tentang kumpulan tulisan-tulisan kecil yang terangkum dalam buku tulis seratus lembar bermerk "standard".
"aku selalu jadi penikmat tulisanmu" ringan saja kalimatmu, tapi cukup membuatku terdiam.
tidak , bukan karena aku merasa besar kepala,
aku hanya merasa betapa waktu telah berlalu begitu cepat.
banyak perubahan yang terjadi, ada yang baik, mungkin juga yang kurang baik.
berbincang denganmu mengingatkanku akan kecintaanku pada sastra dan dunia tulisan.
aku memang tak bisa menulis dengan indah layaknya mereka yang dengan satu kalimat bisa membuat orang lain menangis, juga bukan orang yang dengan satu paragraf membuat pembacanya terpingkal-pingkal,
tapi setidaknya menulis itu menyenangkan, membuat hati menjadi fresh.

aku dulu begitu tergila-gila dengan dunia sastra, dan kau selalu ada dan menjadi orang yang pertama membaca apapun itu bentuk tulisan yang kubuat.
kau dulu begitu terobsesi dengan dunia tarik suara, dan kita selalu melewati senja bersama di tangga asrama, sambil mendengarkan alunan nada yang kau lantunkan sepenuh hati.
aku dan kecintaanku pada dunia sastra,
dan kau dengan obsesimu pada dunia musik.
indah, klasik.

kudengar kau masih seperti dulu, indah warna suaramu masih selalu membuat yang mendengar merinding dan manangis. senang rasanya, walau hanya mendengar dari orang lain.
tapi aku sedikit berbeda, day... rasanya aku tak bisa menulis seperti dulu.
atau mungkin karena kau tak ada? karena kau tak membaca apa yang kutulis?
"jangan bergantung pada orang lain !!!" pasti itu jawabmu kalau pertanyaan itu benar-benar kulontarkan, hahahaha
baiklah, setidaknya demi menepati janjiku padamu sebulan yang lalu, aku harus mulai mencoba menulis (lagi). dan bila kita diberi kesempatan bertemu, setidaknya sebuah buku tulis seratus lembar bermerk "standard" itu sudah tak kosong lagi.

Ah, Day,
ulang tahunmu tinggal menghitung hari kan?
tiga hari lagi menuju umur 21 tahun. wah, kau sudah dewasa ternyata hahahahaha
Ah, sayangnya kita tak dapat bertemu dan menghabiskan waktu bersama, laiknya dua tahun terakhir.
tapi tak apalah, kuharap kau selalu bahagia dengan semua yang kau jalani #sejenak berdoa untukmu
mungkin terlalu dini, tapi tak apakan kalau kuucapkan sekarang?
SELAMAT MILAD, sobat :)

p/s : day, kau tahu kan Agustus selalu jadi bulan yang spesial untukku selain november? tentu, di bulan itu ada banyak orang yang kusayangi yang sedang berbahagia. dan tampaknya, sejak awal tahun ini aku menyadari kalau aku semakin jatuh cinta pada Agustus.
kenapa? ah, sebaiknya kau tak tahu. aku terlalu malu untuk memberitahumu hahahahaha

HAPPY AGUSTUS ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar